TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengaku belum tahu ada rencana Front Pembela Islam (FPI) mendemo Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait penempatan Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli. "Saya tidak tahu kalau soal demo itu," kata Gamawan melalui pesan pendek, Senin, 28 Oktober 2013.
Sebelumnya Gamawan menyatakan FPI adalah organisasi yang perlu dibina karena berfungsi sebagai aset bangsa. Menurut dia, hal itu dapat terjadi jika pemerintah mampu merangkul dan bekerja sama dengan ormas pimpinan Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab itu.
FPI menyatakan pekan ini akan mendatangi Balai Kota untuk mendemo Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo soal penempatan Lurah Susan. Alasan mendemo Jokowi karena mengangkat Susan yang beragama Katolik menjadi lurah di daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah FPI Jakarta Novel Ba'mumin menyatakan kedatangan FPI ke Balai Kota mewakili aspirasi masyarakat Lenteng Agung. Lewat forum warga, sejumlah orang menolak kepemimpinan Susan karena dianggap tak merepresentasikan wajah Lenteng Agung yang religius.
"Sedang dibahas malam ini bagaimana-bagaimananya (mekanisme, jumlah pendemo), tapi pekan ini kami akan ke Balai Kota mendemo Susan dan Ahok (Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama)," ujar Novel.
Gamawan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki sempat saling berbalas komentar di media massa terkait Lurah Susan. Basuki, yang akrab disapa Ahok, pernah meminta Gamawan kembali belajar konstitusi karena mendorong pemerintah provinsi mengevaluasi kebijakan penempatan Lurah Susan.
Belakangan Gamawan menyatakan omongannya dipelintir awak media sehingga yang ia maksud tak sesuai dengan apa yang tertulis di berita. Ia merasa tak pernah meminta pemerintah provinsi mengevaluasi Lurah Susan dan menyatakan tak ada yang salah dengan kebijakan penempatan lurah ala DKI Jakarta.
Salah seoarang warga Lenteng Agung, Halim Mahfudz, 59 tahun, mengatakan mayoritas warga justru mendukung lurah cantik itu. "Penolak memang ada dari dalam Lenteng Agung, tapi juga ada orang luar," ujar Halim saat dihubungi Tempo, Senin, 28 Oktober 2013.
Halim berkata, aneh jika keberadaan Susan ditolak. Alasannya, selama ini kinerja Susan baik. Selain gemar blusukan, kata Halim, Susan juga ramah terhadap warga. Halim juga beranggapan bahwa penolakan terhadap Lurah Susan hanyalah hal yang dibuat-buat. Masalah agama, misalnya, itu di luar proporsi subyek kepemimpinan.
"Mereka yang mendemo Susan seharusnya tahu kalimat Lakum Dinukum Waliyadin, yang artinya agamamu agamamu, agamaku agamaku," ujar Halim, yang berharap masalah Susan ini segera usai.
Diminta tanggapan akan rencana FPI yang hendak mendemo Susan lewat tablig rutin, Halim merasa hal itu justru akan meresahkan warga dan mengganggu ketenangan.
"Tolong, biarkanlah Lenteng Agung berjalan apa adanya. Jangan lagi ada demo-demo itu," ujarnya menegaskan.
ISTMAN MP | ANANDA BADUDU
Topik terhangat: Sultan Mantu Misteri Bunda Putri Gatot Tersangka Suap Akil Mochtar Dinasti Banten
Berita terpopuler:
Vokalis Saint Loco Disiram Air Keras di Wajahnya
Ini Agenda Aksi FPI Menolak Lurah Susan
FPI Akan Demo Jokowi Soal Lurah Susan
Tanah Ahli Waris Adam Malik Dijual Rp 350 Miliar
Kronologi Penyiraman Air Keras Barry Saint Loco