TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan masyarakat harus terus diingatkan pada peristiwa demonstrasi pada Mei 1998 yang melahirkan rezim baru di Indonesia.
"Makanya pemerintah DKI setuju pergantian nama terminal dan halte Transjakarta Grogol menjadi Grogol 12 Mei 1998," katanya saat menghadiri peresmian nama baru tersebut, Ahad, 10 November 2013.
Ahok yang merupakan alumnus Universitas Trisakti itu mengatakan, berkat adanya peristiwa 15 tahun silam itu, Indonesia punya sistem pemilihan kepala daerah langsung. "Ya salah satu hasil reformasi adalah Jokowi-Ahok bisa memimpin Jakarta," ucapnya.
Dia mengapresiasi upaya para alumnus dan mahasiswa Trisakti yang mengusulkan pergantian nama ini. "Dengan begini, masyarakat akan ingat terus jasa para mahasiswa yang menjadi korban."
Terminal Grogol, Jakarta Barat, yang terletak di seberang kampus Universitas Trisakti merupakan saksi bisu peristiwa penembakan terhadap mahasiswa pada saat terjadi demonstrasi besar-besaran mahasiswa yang menuntut Soeharto untuk turun dari jabatannya 15 tahun silam.
Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti, yakni Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Kejadian itu juga melukai puluhan demonstran. Tragedi ini menjadi salah satu pemicu tumbangnya rezim orde baru yang dipimpin Soeharto selama 32 tahun.
PRAGA UTAMA
Berita Terpopuler
Anas Bagi-bagi BlackBerry, Ruhut: Seperti Kentut
Suami Ratu Atut Meninggal di RSPAD
Suami Atut Meninggal karena Stroke
Soal Capres Lain, Prabowo: Coba Kirim Psikiater
Prabowo Sudah Bayangkan Jadi Presiden