TEMPO.CO, Jakarta - Aksi pengamanan aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Australia siang tadi dianggap berlebihan. Sejumlah petugas sempat melarang wartawan foto untuk mengambil gambar. Tak hanya itu, warga yang melintas pun dimintai identitasnya bila coba-coba mengambil gambar dengan telepon genggam mereka.
"Dari saya datang, petugas langsung menanyakan identitas dan mencatat nama hingga nomor induk karyawannya," ujar fotografer Tempo, Subekti, Kamis, 21 November 2013. Tak hanya bertanya, petugas keamanan pun sempat menarik kartu identitas yang dikalungi fotografer untuk membuktikan identitas tersebut. (Lihat galeri foto: Satpam Kedubes Australia Berjaga di Atas Jembatan)
Pada pukul 09.00, dua jam sebelum aksi dimulai, ia melihat pengamanan tak hanya dilakukan di depan Kedutaan Besar Australia. Dua petugas dilihatnya juga berjaga di jembatan penyeberangan yang berjarak sekitar 100 meter dari pintu gerbang Kedubes.
"Saya cek ke sana bersama wartawan asing dan wartawan TVRI," ujarnya. Subekti datang belakangan dan mendapat laporan bahwa dua kawannya itu tidak diperkenankan untuk mengambil foto. Ia yang tak terkawal langsung mengambil foto sebelum dilarang.
Dalam galeri foto Tempo terlihat foto dua kawan fotografer Subekti sedang dicatat identitasnya oleh petugas berseragam lengkap dengan rompi, masker, dan helm berwarna hitam. "Setelah itu (dicatat), mereka baru bisa foto," ujarnya.
Selain seorang petugas yang melarang dan mencatat pengambil gambar, seorang petugas lain berjaga dengan menggunakan teropong. Ia mengamati situasi di depan Kedutaan Besar yang terletak di bawahnya. "Yang pakai kekeran lebih santai," ujarnya.
Tak hanya ketiga fotografer itu, rupanya petugas pengamanan Kedubes Australia juga mencatat setiap orang yang berupaya mengambil gambar situasi pengamanan demo. Dari foto Subekti, terlihat petugas membujuk seorang wanita agar tidak mengambil gambar lewat telepon genggamnya.
Pengawalan berlebihan di jembatan penyeberangan tersebut berlangsung hingga pukul 11.00 WIB. "Sampai demo mulai, mereka masih ada. Setelah itu, saya tidak tahu lagi karena sudah di bawah," ujarnya.
Demonstrasi siang tadi digelar elemen masyarakat di Kedutaan Besar Australia. Demo dilancarkan menuntut permintaan maaf pemerintah Australia atas upaya penyadapan yang dilakukan terhadap pemerintah Indonesia.
M. ANDI PERDANA
Berita terkait:
SBY Anggap Australia Tak Pantas Menyadap
Ekonom Menilai Australia Akan Dirugikan
Tiga Langkah SBY Sikapi Penyadapan Australia
Ahok: Tak Perlu Disadap, Saya Sudah 'Ember'