TEMPO.CO, Bekasi - Kisah kepahlawanan Sofyan Hadi, 21 tahun, masih harum sekali pun yang bersangkutan sudah dimakamkan sejak Selasa malam lalu. Sofyan adalah satu di antara tiga petugas yang diduga memilih bertahan di lokomotif ketika rangkaian kereta komuter nomor 1311 menabrak truk pengangkut Premium di Bintaro, Jakarta Selatan, pada Senin, 9 Desember 2013 lalu.
Selain Sofyan yang adalah teknisi atau petugas pelayanan KRL, dua lainnya adalah masinis Darman Prasetyo dan asisten masinis Agus Suroto. Ketiganya menjadi korban tewas bersama empat penumpang. Sedangkan dua awak truk menderita luka-luka bersama puluhan penumpang kereta.
Sejumlah korban luka mengisahkan bahwa Sofyan sempat keluar dari kabin masinis untuk mengabarkan kalau kereta akan mengalami tabrakan. Harapannya, penumpang rangkaian kereta yang cukup penuh itu bisa beranjak ke bagian gerbong yang lebih dalam.
Namun, di lingkungan tempat tinggal Sofyan, kabar tambahan beredar. Sofyan disebutkan sempat menyelamatkan anak kecil dengan menggendong sampai ke gerbong tiga. Dia juga yang meminta masinis agar penumpang diperingatkan.
"Setelah mundur, dia (Sofyan) tidak mau meninggalkan masinis dan asistennya. Karena itu, dia kembali lagi di ruang kemudi," kata Supriatna, 47 tahun, paman Sofyan, ketika ditemui di rumahnya di Jalan Kartini, Margahayu, Bekasi Timur, Rabu, 11 Desember 2013.
Supriatna menuturkan, informasi itu didapat melalui perbincangan antara pihak keluarga dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ). "Keluarga sudah mengihlaskan kepergian Sofyan," katanya memaparkan.
Atas jasanya itu, Sofyan langsung diangkat sebagai karyawan tetap PT KCJ meski baru tiga bulan bekerja. PT KAI juga memberikan keleluasaan kepada satu kerabat almarhum yang ingin menggantikan posisi Sofyan bekerja untuk PT KAI tanpa tes.
ADI WARSONO
Terpopuler
Jokowi Naik Kereta Diesel, Warga Ulujami Histeris
Ahok dan Masinis Pemberani Kereta Tragedi Bintaro
Hasil Lengkap Pertandingan Liga Champions
Bu Pur Mengaku Dipaksa Penyidik KPK Kenal Anas