TEMPO.CO , Jakarta--Kecelakaan kereta rel listrik jurusan Serpong-Tanah Abang yang menabrak truk tangki bahan bakar minyak milik PT Pertamina (Persero) di Pondok Ranji, Bintaro seperti mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya keselamatan berkendara. Masyarakat diharapkan bisa mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku, bukan hanya demi keselamatan diri sendiri, melainkan juga pengemudi kendaraan lain di
Presiden Director Indonesia Defensive Driving Center (IDDC), Bintarto Agung membenarkan masyarakat masih sering mengabaikan peringatan di jalur-jalur kereta api. "Kalau melihat kejadian kemarin, itu lebih pada kecelakaan lalu lintas, lebih disebabkan atas perilaku pengendara truk," ujar Bintarto saat dihubungi Tempo, Kamis, 12 Desember 2013.
Menurut Bintarto, pengendara mobil maupun sepeda motor harusnya bisa menganalisa keadaan di luar kendaraannya dengan baik. Untuk itu, yang paling utama, pengendara harus sehat mental dan fisik dan mampu mengontrol emosi yang baik di jalan raya.
Berikut sejumlah saran dari Bintarto, jika pengendara mobil harus melalui perlintasan kereta api. (Selengkapnya #Kecelakaan Kereta Bintaro)
1. Perhatikan situasi di sekitar perlintasan.
Jika sirine telah berbunyi, meskipun palang belum tertutup sempurna, harus diperhatikan apakah situasi lalu lintas sedang macet atau tidak. Jika macet, sebaiknya pengendara tak perlu memaksakan kendaraannya, karena bisa saja macet menyebabkan kendaraan kebagian berhenti di tengah perlintasan.
2. Perhatikan rambu-rambu lalu lintas di palang perlintasan.
Ada baiknya, ketika sirine tanda kereta api akan lewat, kendaraan berhenti. Pengendara disarankan berhenti dengan jarak 15 meter dari palang perlintasan. "Itu sudah ada di undang-undang lalu lintas," kata Bintarto.
3. Jangan panik.
Bintarto membenarkan, bahwa kendaraan seringkali mogok di tengah perlintasan kereta api. Alasannya, terjadi medan magnet di rel kereta akibat pergesekan dengan roda kereta. Medan magnet ini mengganggu kelistrikan kendaraan yang lewat di atasnya. Kalau pengendara terlanjur panik, kendaraan cenderung lebih susah di-start kembali. "Kejadian mogok terutama terjadi pada kendaraan yang menggunakan bensin. Truk biasanya menggunakan diesel, semestinya kelistrikannya tidak terlalu terpengaruh.
Terlepas dari saran-saran tersebut, Bintarto kembali menekankan kesadaran dan inisiatif dari pengendara untuk mematuhi peraturan lalu lintas. "Jangan terprovokasi dengan situasi lalu lintas yang saat ini semakin tidak terkontrol," ujarnya.
AYU PRIMA SANDI
Berita terkait:
Kereta Komuter Celaka, Jangan Cari Palu
Kabareskrim Suhardi Alius Datangi KPK
Posisi Gerbong Khusus Perempuan Kereta Dievaluasi
Keluarga Sopir Truk Tragedi Bintaro Cemas