TEMPO.CO, Jakarta - Tiang-tiang yang berdiri di Senayan, Jakarta Pusat, seharusnya menopang jalur layang untuk transportasi masal monorel. Akan tetapi, sudah beberapa tahun tiang yang dibangun PT Adhi Karya itu menganggur dan akhirnya dimanfaatkan untuk menempel reklame.
Meskipun proyek monorel kini disebut-sebut bakal berlanjut, nasib tiang itu masih tak jelas. Soalnya belum ada kesepakatan harga antara PT Jakarta Monorail dengan PT Adhi Karya selaku kontraktornya dulu. Akibatnya, tiang itu belum bisa dimanfaatkan untuk melanjutkan proyek. (Baca: Jokowi Menanti Tiang Monorel Kering)
Direktur Utama PT Adhi Karya, Kiswo Darmawan, mengatakan PT Jakarta Monorel sudah pernah berwacana membayar tiang itu. "Tetapi belum ada kesepakatan. Soalnya dulu kontrak kami dalam dolar, tetapi mereka tidak mau ada penyesuaian kurs dengan saat ini," katanya ketika dihubungi pada Selasa, 18 Januari 2014. (baca: Ahok Soal Jakarta Monorail: Tak Sanggup, Ya Disetop)
Oleh sebab itu, mereka akan meminta masukan lagi dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan). "Kalau memang BPKP memerintahkan pembayaran Rp 130 miliar, ya sudah kami terima," kata dia.
Kiswo mengatakan tiang-tiang yang dibangun itu masih dalam kondisi baik. "Beton kan kuat. Selain itu, tulangan bajanya juga sudah kami beri anti-karat, tinggal dibersihkan saja," kata dia. Namun, dia mempersilakan PT Jakarta Monorel untuk mengecek kondisi tiang itu sebelum membayarnya.
Sebelumnya, juru bicara PT Jakarta Monorail, Bovanantoo, mengatakan mereka akan melakukan uji teknis berupa uji korosi dan tes baja di tiang-tiang yang dibangun PT Adhi Karya. (baca: Bappeda DKI: Proyek Monorel Jakarta Politis)
PT Adhi Karya kini memang sudah melepaskan 7 persen sahamnya di PT Jakarta Monorail. Mereka kini menjadi pemimpin konsorsium BUMN yang juga akan membangun monorel dari Bekasi ke Cawang. Akan tetapi, mereka masih menunggu terbitnya peraturan presiden yang menjadi dasar penunjukan konsorsium BUMN untuk ikut membangun monorel. "Kami sebenarnya sudah dapat dukungan dari Kementerian Perhubungan," kata Kiswo.
Hanya saja, PT Adhi Karya sebagai pemimpin konsorsium itu harus lebih dulu menjadi Badan Penyelenggara Perkeretaapian untuk bisa mengerjakan proyek monorel. "Itu masuk ke perubahan anggaran dasar perusahaan, jadi harus ditetapkan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) pada Maret 2014 nanti," katanya.
Jika proyek ini mendapat restu Presiden, mereka berencana menggandeng SMRT (Singapore Mass Rapid Transit) dalam mengoperasikan monorel. "Mereka kan sudah berpengalaman mengelola MRT dan monorel di Singapura," katanya.
ANGGRITA DESYANI
Terpopuler
Risma Mau Mundur, Elite PDIP Terbang dan Merayu
Apel Pagi, Wali Kota Risma Setrap Dua PNS Baru
8 Kasus Plagiat yang Menghebohkan Indonesia
Suku Dayak Tebar Beras Kuning, Polisi Mundur
BNN: Heroin Roger Danuarta Langka di Indonesia