TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak asuh Panti Asuhan Samuel mengatakan bahwa orang tua asuh mereka di panti, Pendeta Samuel Watulingan dan Yeni Winata, menggunakan uang donasi untuk belanja di mal. "Ayah dan bunda pergi ke mal menggunakan uang donatur," ujar salah satu anak asuh, Y (13), di kantor Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saron, Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin, 24 Februari 2014. (Baca: Panti Asuhan Samuel Dilaporkan ke Polisi)
Panti Asuhan Samuel adalah panti yang dilaporkan telah melakukan penyiksaan terhadap anak asuhnya dan menyalahgunakan uang donasi. Adapun pelaporan ini dilakukan oleh sejumlah anak asuhnya yang kabur karena sudah tak betah tinggal di panti. Y adalah salah satunya.
Y melanjutkan bahwa ayah dan bunda tak hanya menyalahgunakan uang donasi. Donasi berupa sembako pun, kata Y, juga disalahgunakan dengan cara dijual. (Baca: Anak Panti Asuhan Samuel Tidur di Kandang Anjing)
Meski begitu, Y menambahkan bahwa dia bisa kabur lantaran ayah dan bundanya itu tengah membelanjakan uang donasi. "Waktu siang, Ayah dan Bunda sedang pergi ke mal menggunakan uang donatur, saya lalu kabur bersama YU dan O. Mereka memang jarang di panti malah lebih sering di apartemennya," ujar Y.
Hal senada diucapkan oleh pengacara LBH, Jecky Tengens. Jecky berkata, anak asuh dijadikan alat oleh pengelola untuk mengeruk donasi sebesar-besarnya. Jika donasi yang didapat makanan atau pakaian, Jecky mengatakan keduanya dijual kembali.
"Betapa tidak, sembako maupun uang tak pernah dinikmati anak-anak. Mereka terus saja diberi makanan mie kering basi. Anak-anak sampai minta dikasih makanan yang langsung habis," ujarnya.
Jecky menambahkan, kedua pemilik panti juga kerap pelesiran dan tinggal di apartemen mewah, kontras dengan kondisi panti dan anak-anak.
ISTMAN MP
Berita Terpopuler
Pengamanan Jokowi, Pengawal Banyak Tak Berseragam
Apartemen Dulu, Lalu Monorel di Bekasi
Penganiayaan Pembantu, Istri Jenderal Diperiksa Senin