TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Perlindungan Anak akan mengevakuasi delapan anak yang tersisa di Panti Asuhan Samuel meskipun akan digugat oleh pemilik panti itu. "Evakuasi akan tetap kami lakukan, dengan cara apa pun," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait di Tangerang, Banten, Kamis, 27 Februari 2014.
Untuk mengambil delapan anak di dalam panti itu, Arist masih menunggu Polda Metro Jaya yang sedang memproses hukum kasus ini. Polda akan olah TKP. Senin nanti pemilik panti akan diperiksa sebagai saksi. "Kami akan melihat dulu waktu dan kondisinya," katanya.
Dalam mengambil anak-anak itu, Arist memastikan pihaknya tak akan memaksa ataupun melakukan tindakan yang melanggar etika. "Kami masih punya cara-cara lainnya," katanya (Baca:Dua Bayi Panti Samuel Membaik)
Untuk sementara puluhan anak Panti Asuhan Samuel ditampung di rumah anak milik Kementerian Sosial. "Di sana anak-anak diberi terapi psikologis, fasilitas dan makanan yang layak. Sekarang perkembangan mereka sudah semakin baik, tidak ada lagi ketakutan dan sudah merdeka," kata Arist. (Baca: Panti Asuhan Samuel: Gigitan Gemas Kok Alat Bukti )
Total anak yang sudah ditampung di rumah anak berjumlah 19 orang, terdiri atas 12 anak yang dievakuasi Senin lalu dan tujuh anak yang kabur. Tujuh anak itulah kemudian yang melaporkan penyiksaan di panti itu melalui Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saron. (Baca: 10 Anak Panti Samuel Bersaksi di Polda )
Delapan anak yang tersisa saat evakuasi berlangsung masih sekolah. Mereka terdiri atas lima anak SD, satu anak SMK, dan dua sekolah paket A dan B. Arist menegaskan, dalam menyelamatkan anak tersebut, ia tidak akan mundur dan tidak peduli dengan prosedur. "Menyelamatkan anak-anak adalah tanggung jawab Komnas Perlindungan Anak. Itu adalah amanat undang undang. Kami siap dan tidak akan pernah mundur," kata dia.
JONIANSYAH
Terpopuler
Australia Sodorkan Bukti Biaya Perjalanan MUI
Di Depan Simpatisan, Risma Jelaskan Sempat Pamitan
Demokrat Larang Bhatoegana Bicara Agar Tak Gaduh
Adang Ruchiatna: Risma Cengeng, Nangis di TV
Isu Risma Mundur, Netizen Salahkan PDIP