TEMPO.CO, Jakarta - Jenazah Sersan Satu Imam Syafi'i, 48 tahun, korban ledakan gudang amunisi milik Komando Pasukan Katak di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, disalatkan di masjid Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo sekitar pukul 18.30 WIB.
Jenazah lalu langsung dibawa ke rumah duka di Jalan Rawa Silem 1 Nomor 49A, Pondok Ungu, Perumahan Wahana Harapan, Bekasi Utara. Mata Rum, 48 tahun, istri Imam, tampak sembap. Didampingi anaknya, Tri Wahyudi, dia tak mau berkomentar ihwal kematian suaminya.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Masetio mengatakan TNI akan menaikkan pangkat Imam menjadi sersan kepala. (Baca: Ledakan Gudang Amunisi: 86 Orang Cedera, 1 Tewas).
Menurut dia, kenaikan pangkat tersebut sangat wajar. Sebab, korban meninggal saat sedang bertugas. Imam tewas setelah berupaya memadamkan api di gudang amunisi. (Baca: Gudang Pelindo II Terhantam Mortir Kopaska).
Selain itu, ia juga menyatakan TNI akan memberi santunan terhadap para korban. Namun ia enggan menyebut jumlah santunan. "Sesuai dengan aturan yang ada saja," ujarnya di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Maret 2014.
Ia menganggap peristiwa ledakan yang merenggut nyawa anak buahnya sebagai musibah. "Ini bukan sabotase, hanya musibah," katanya.
ERWAN HERMAWAN
Berita Terpopuler:
Disebut Atur Proyek SKK Migas, Ini Kata Sepupu SBY
Bos Djarum Pertahankan Gelar Terkaya
Calon Hakim MK: Mobil Saya Tidak Lima, Cuma Empat....
Calon Hakim MK, Hidup Mewah dan Tak Paham Hukum
Jadi Guru Besar, Calon Hakim MK Ini Tak Tahu Ultra Petita