TEMPO.CO, Tangerang -- Sejumlah masyarakat Kota Tangerang yang pernah mengurus surat izin mengemudi (SIM) di Polres Metropolitan Tangerang turut prihatin sekaligus terkejut atas kematian Kepala Satuan Detasemen Markas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar (AKBP) Pamudji. Komandan polisi ini diduga tewas karena tembakan anak buahnya di Dema Polda Metro Jaya, Selasa malam, 18 Maret 2014.
Di Tangerang, perwira menengah ini pernah menjabat Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metropolitan Tangerang. Selama dua tahun bertugas, masyarakat, anak buah juga insan pers di Kota Tangerang mengenalnya sebagai pribadi yang santun, ramah dan disiplin, serta rajin beribadah. (Baca: Pamudji Baru 6 Bulan Jadi Komandan Polisi)
Pamudji, kata wartawan Media Indonesia Sumantri Handoyo, dikenal sebagai sosok yang baik. "Iya, dia ramah dan baik," katanya. Tempo sendiri cukup mengenal Pamudji. Dia selalu mengangkat telepon jika dikonfirmasi mengenai pemberitaan menyangkut lalu-lintas. Jika sedang rapat atau sedang sibuk bertugas, Pamudji membalasnya melalui pesan pendek dan akan menelepon kembali setelah tugasnya selesai. (Baca:Polisi Penembak Atasan Belum Jadi Tersangka)
Saat berdinas, Pamudji selalu terlihat mengenakan seragam harian lengkap dan kerap memakai peci pada saat jam-jam ibadah, seperti salat Zuhur atau salat Jumat.
Pengganti Pamudji sebagai Kasatlantas Polres Metropolitan Tangerang, AKBP Gunawan, menuturkan bahwa Pamudji memang sosok yang dikenal disiplin dan tidak pernah meninggalkan ibadah. "Saya mengenalnya puluhan tahun, pernah menjadi wakilnya saat beliau menjabat Kepala Satuan Penjagaan Pengaturan Ditlantas Polda Metro. Dia adalah sosok yang mengayomi dan tidak sombong," ujarnya. Gunawan menambahkan, Pamudji juga tidak pernah meninggalkan ibadah meskipun sibuk dengan tugasnya. (Baca: Melayat Pamudji, Istri Kapolri: Akan Ada Bantuan)
AKBP Pamudji tewas akibat dua peluru bersarang di tubuhnya. Penembakan diduga dilakukan oleh Brigadir Susanto, anak buah korban. Jenazah Pamudji dibawa ke kediamannya di Jalan Karaboja, RT/O6 RW/03, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Pamudji meninggalkan seorang istri yang bernama Pamila Maharani dan anak laki-laki dan perempuan. Si sulung Alfian Prasetyo, 28 tahun, dan Denok Putri, 23 tahun, mahasiswi di perguruan tinggi Jakarta. (Baca: Penembakan Pamudji, Empat Saksi Masih Berkelit )
AYU CIPTA
Berita Lainnya:
Pembunuh Holly Diancam Hukuman Mati
Memeras, Polisi dan Anggota BIN Gadungan Ditangkap
Dua Balita Tewas dalam Kebakaran di Bekasi