TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki pemikiran agar pembangunan monorel bisa dibangun dari sumbangan pengelola gedung. Supaya, kata Ahok, monorel bisa dibangun di sepanjang pusat kota.
"Misalnya nanti monorelnya lewat di Sudirman-Thamrin, sumbangannya bisa dari Grand Indonesia dan Plaza Indonesia," katanya di Balai Kota, Rabu, 4 Juni 2014. Sebagai imbalannya, stasiun-stasiun akan berhenti di titik itu. "Kan (mereka) jadi mudah diakses."
Menurut Ahok, cara seperti itu lebih jelas dan efektif dibanding memberikan tender proyek kepada satu perusahaan saja. "Cara seperti itu rawan mangkrak," ujarnya. Dengan memberikan pada swasta dan sumbangan itu, proyek tersebut bisa lebih aman secara bisnis.
Ahok meyakini, jika proyek tersebut ditawarkan, akan banyak pihak yang berminat. Sebab, keberadaan monorel pun pada dasarnya dibutuhkan. "Monorel lebih dinamis dari kereta api," tuturnya. Pasalnya, monorel bisa berhenti di stasiun-stasiun dengan jarak yang relatif tidak terlalu jauh. "Misalnya, dia berhenti di Grand Indonesia. Setelah itu, berhenti lagi di Plaza Indonesia masih bisa. Makanya, banyak dipakai di bandara-bandara (di luar negeri)."
Saat ini proyek monorel sedang dalam proses pembahasan perjanjian kerja sama baru. Proyek ini sendiri dilaksanakan PT Jakarta Monorail. Sebelumnya, proyek ini sempat mangkrak sekitar sepuluh tahun, sampai akhirnya diputuskan untuk dilanjutkan kembali melalui perjanjian kerja sama baru.
NINIS CHAIRUNNISA
Berita Terpopuler:
Hanya Tiga Rekening Dana Kampanye Jokowi
PKB Bangkalan Bantah Dukung Prabowo
Tri Uji Coba Teknologi LTE
Volkswagen Luncurkan Dua Seri Terbaru