Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dugaan Sodomi, Ibu Korban Punya Data Kuat Guru JIS  

Editor

Ali Anwar

image-gnews
Salah satu dinding yang dihiasi oleh lukisan murid Jakarta International School (JIS) di Jakarta International School, Jakarta (25/4). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Salah satu dinding yang dihiasi oleh lukisan murid Jakarta International School (JIS) di Jakarta International School, Jakarta (25/4). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum DD, ibu korban kekerasan seksual di Jakarta International School, menyatakan tak gentar terhadap tuntutan yang dilayangkan pihak JIS ke polisi. DD dilaporkan karena dianggap mencemarkan nama baik tiga guru dengan cara menyebarkan surat elektronik yang menuduh ketiganya terlibat kasus kekerasan seksual di JIS.

"Kami punya jelas buktinya, jadi kami serahkan saja ke polisi," ujar kuasa hukum ibu korban, O.C. Kaligis, Jumat, 20 Juni 2014. Ia menyatakan salah satu bukti kuat dari tudingan tersebut adalah keterangan korban.

"Itu disampaikan saat anak diperiksa dan didampingi langsung oleh psikolog," tuturnya. Menurut Kaligis, tak mungkin anak menyampaikan keterangan bohong dalam pemeriksaan tersebut. "Ia menunjuk (tiga guru) tersebut ketika diperlihatkan gambarnya."

Ibu korban, kata Kaligis, sempat takut akibat pelaporan tersebut. Namun ia menyatakan bahwa apa yang dilakukan ibu korban sudah benar, dan meminta penanganan selanjutnya kasus ini diserahkan kepada polisi. "Kami yakin polisi akan membuktikan (tuduhan) tersebut."

Pengakuan baru itu berdampak panjang. Empat guru JIS ditunda deportasinya oleh Imigrasi atas permintaan polisi. Dua guru JIS dengan jelas tercantum dalam surat elektronik DD yang disebar kepada para orang tua murid, yakni ED (Amerika) dan NB (Kanada). Satu terlapor lain adalah asisten guru berinisal FT, warga Indonesia. (Baca: Korban Ketiga JIS Siap Lapor Polisi)

Mereka rencananya akan diperiksa Senin mendatang. Jauh sebelum itu, pada Jumat pekan lalu, polisi sudah melakukan persiapan dengan cara menggeledah ruangan mereka dan mengambil sejumlah barang bukti. Hal ini diprotes pihak JIS.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Chris Gould, auditor pendidikan untuk JIS dari Child Safe Australia, menuturkan cara tersebut tidak profesional. "Apalagi membawa anak ke tempat kejadian perkara pada malam hari hingga larut, itu tak baik," ujarnya.

Ia mengatakan polisi jangan mengusut kasus ini secara tergesa-gesa. Menurut ia, anak tak bisa dipaksa untuk terus memberi keterangan terkait dengan kasus ini. "Karena mereka akan cenderung menyatakan apa yang disampaikan berulang pada mereka." 

Salah satu contohnya adalah teknik penuduhan yang kini menjerat tiga guru JIS. "Memberikan foto dan menyuruh anak untuk menunjuknya, that's tricky business," ujarnya dalam wawancara dengan Tempo. Menurut ia, seharusnya polisi menggunakan banyak pertanyaan terbuka (leading question) agar anak bisa bercerita tentang apa yang sebenarnya terjadi padanya.

M. ANDI PERDANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

26 hari lalu

Ilustrasi pasangan cemburu. Freepik.com
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.


Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

28 hari lalu

Aktor dan produser Johnny Depp hadir dalam sesi pemotretan untuk mempromosikan film dokumenter
Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.


Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

30 hari lalu

Dan Schneider, mantan produser Nickelodeon. Foto: YouTube DanWarp
Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.


Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

31 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.


Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

33 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Nurul Gufron, Sekjen KPK, Cahya Hardianto Harefa, Direktur Penindakan Asep Guntur Rahayu (kiri) dan juru bicara KPK, Ali Fikri (kanan), menghadirkan 15 orang petugas Rutan KPK resmi memakai rompi tahanan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.


Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

45 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno didampingi kuasa hukumnya usai menjalani pemeriksaan dugaan kasus pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. Dalam keteranganya, tudingan adanya pelecehan seksual tersebut hanya asumsi karna tidak ada bukti yang sah, ia juga mengaku kasus ini bagian dari politisasi menjelang pemilihan rektor. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan


Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

49 hari lalu

Ilustrasi Pelecehan Seksual. govexec.com
Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan


Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

50 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno alias ETH, 72 tahun, saat tiba di Polda Metro Jaya, Kamis, 29 Februari 2024. Foto: ANTARA/Ilham Kausar
Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual


Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

50 hari lalu

Demonstran membakar kayu dan kardus di depan Gedung Rektor Universitas Pancasila, saat demonstrasi menolak rektor yang diduga mmelakukan pelecehan di Lenteng Agung, Jakarta, 27 Februari 2024. TEMPO/Jati Mahatmaji
Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.


Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

52 hari lalu

Sekretaris YPPUP Yoga Satrio didampingi Plt Rektor Universitas Pancasila Sri Widyastuti (tengah) dan Warek IV Diennaryati Tjokrosuprihatono saat jumpa pers di lantai 2 Gedung Rektorat Universitas Pancasila, Kampus Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa, 27 Februari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual