TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Jakarta Selatan berencana menertibkan permukiman di sepanjang bantaran Kali Mampang karena ditengarai ikut menyebabkan banjir. Pengamat tata kota Yayat Supriatna mengibaratkan penertiban ini dengan perlombaan lari.
"Ini soal mana yang bertahan paling lama," kata Yayat ketika dihubungi Tempo, Senin, 18 Agustus 2014. Menurut dia, pemerintah DKI Jakarta dikejar waktu, khususnya begitu penertiban usai. Untuk itu, pemerintah DKI harus sudah punya rencana matang agar penertiban efektif.
Pengajar teknik planologi Universitas Trisakti ini mengatakan pemerintah DKI harus cepat-cepat merealisasikan rencana yang mereka punya. Jika terlambat, bantaran kali akan kembali ditinggali oleh warga. (Baca: Bangunan di Bantaran Kali Mampang Ditertibkan)
Yayat meminta pemerintah DKI tidak menertibkan bangunan di bantaran Kali Mampang tanpa perencanaan matang. "Pertanyaan sederhana adalah 'Ke mana warga akan dipindah?'" katanya.
Saat ini, dia meneruskan, pemerintah memang memiliki alternatif memindahkan warga ke rumah susun. Namun Yayat meragukan ketersediaan rumah susun jika melihat jumlah warga yang digusur. (Baca: Pusat Bisa Alihkan Proyek Kali Krukut ke DKI).
Pengamat perkotaan Nirwono Joga melihat cara tercepat untuk mencegah kembalinya warga ke bantaran kali adalah menjadikan lahan bekas permukiman itu sebagai ruang terbuka hijau. "Langsung tanami pohon sambil menunggu pengerukan," ujarnya.
Langkah ini, menurut dia, dirasa lebih efektif dan berguna dibanding hanya menempatkan petugas untuk berjaga-jaga. Lahan terbuka hijau, seperti taman, pun bisa dimanfaatkan sebagai ruang publik di tengah kota.
SYAILENDRA
Berita Terpopuler
Jokowi Emoh Hidup di Menara Gading
Hari Kemerdekaan, Hukuman Antasari Azhar Dipotong 6 Bulan
Emoh Blusukan, Ahok Siagakan 13 Ponsel untuk Warga
Titik Banjir di Vila Pamulang Segera Dikaji