TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil-Menengah, dan Perdagangan DKI Jakarta Joko Kundaryo mengatakan sudah ada 2.000 pedagang kaki lima di Ibu Kota yang memiliki kartu autodebit. Jumlah tersebut, kata dia, akan bertambah karena proses pembuatan kartu itu masih berjalan.
"Ini simultan terus. Sambil terus berjalan dan disempurnakan," katanya di Balai Kota, Jumat, 29 Agustus 2014. Menurut dia, sejauh ini para PKL memberikan respons positif terhadap rencana penggunaan kartu autodebit ini. "Di lima wilayah, di setiap lokasi bisa ada ratusan."
Kata Joko, kartu ini bisa digunakan sebagai penyimpan keuntungan para pedagang. "Jadi, nanti pedagang keuntungannya dimasukin juga ke sana," katanya. (Baca: PKL Monas Berani Dagang karena Ada Beking)
Penggunaan kartu ini juga bisa membantu pemerintah Jakarta mengetahui omzet para pedagang. "Jadi, kami tidak perlu survei," ujarnya. Pemegang kartu autodebit ini pun akan diarahkan untuk diwajibkan mengikuti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. "Jadi, mereka kalau sakit pun bisa mudah tertolong."
Intinya, kata Joko, kartu ini multifungsi, tidak hanya bisa digunakan untuk membayar retribusi. Karena itu, pihak penyedia kartu ini, yaitu Bank DKI, perlu menyiapkan sistem perbankan. "Ini, kan, bukan lagi dengan manual, jadi perlu sistemnya," katanya.
Menurut Joko, berdasarkan data tahun 2005, PKL di Jakarta berjumlah 200 ribu. Tahun ini, jumlah pedagang diperkirakan meningkat jadi 600 ribu. Nantinya, Joko mengatakan, semua pedagang tersebut akan terdata oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lewat penggunaan kartu autodebit tersebut. (Baca: Jokowi: Nanti PKL Singapura Buka Lapak di Sini)
NINIS CHAIRUNNISA
Baca juga:
Florence 'Ratu SPBU' Jadi Trending Topic Dunia
Sempat Ditolak Prabowo, Suhardi Malah Dapat Pajero
UGM Akan Beri Sanksi untuk Florence 'Ratu SPBU'
Prabowo Pilih Suhardi karena Kloset Jongkok
Ajukan Konsep Gerindra, Suhardi Ditolak Prabowo