TEMPO.CO, Jakarta - Pekan depan, sistem parkir meter akan diuji coba di Jakarta. Dengan adanya sistem ini, pemilik mobil yang parkir harus membayar terlebih dahulu biaya parkir sebesar Rp 4-5 ribu per jam menggunakan kartu prabayar yang dikeluarkan bank.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan sistem baru ini untuk membenahi parkir kendaraan yang berlokasi di bahu jalan. Dengan parkir meter, diharapkan pemilik kendaraan tidak akan berlama-lama menyimpan kendaraannya sehingga arus lalu lintas juga lebih lancar dan tidak terjadi penumpukan kendaraan.
Meski begitu, sistem ini juga punya kelemahan. Di beberapa kota di negara lain yang telah menerapkan sistem parkir ini sejak lama, ada beberapa masalah parkir meter yang cukup merepotkan. Di Kota Walnut Creek, California, Amerika Serikat, misalnya. Di sana, sejumlah mesin parkir meter dikeluhkan pemilik kendaraan karena sensornya yang terlalu sensitif. (Baca:Pengamat: Waspadai Permainan Harga di Parkir Meter)
Pada 12 September 2014 kemarin, situs berita abc7news.com melaporkan puluhan pemilik kendaraan di Walnut Creek ditilang gara-gara mesin parkir meter bermasalah. Mesin parkir meter di sana terlalu sensitif terhadap getaran. Sehingga jika ada truk atau mobil yang melintas, sensor mesin itu ter-reset sendiri. Akibatnya, mobil-mobil yang tengah parkir tak terdeteksi mesin, meski sebelumnya telah didaftarkan di lokasi parkir tersebut.
Sistem parkir meter memang menggunakan kecanggihan teknologi. Mesin parkir ini memiliki sensor yang bisa mendeteksi sepuluh-15 mobil. Ketika pemilik mobil memarkirkan kendaraannya di titik yang sudah ditentukan, dia harus membayar langsung ke mesin tersebut berdasarkan durasi parkirnya.(Baca:DKI Siapkan Lahan Parkir di Gedung Perkantoran)
Di Richmond, Virginia, AS, pernah terjadi kasus belasan mesin parkir meter mati gara-gara kehabisan daya baterai. Tahun lalu, musim hujan panjang turun di kota ini. Akibatnya, sejumlah mesin parkir meter tenaga solar yang digunakan tidak terisi baterainya. Gara-gara mesin yang mati itu, banyak pengendara yang juga terkena tilang karena dianggap tidak membayar parkir.
Kemudian, masalah lain yang sering dilaporkan pemilik kendaraan soal masalah parkir ialah kartu pembayaran yang menyangkut di mesin hingga mesin yang kehabisan kertas struk bukti pembayaran. Meski demikian, setiap kota yang menerapkan sistem ini juga menyediakan pusat pengaduan parkir meter sehingga pengguna yang menemukan masalah bisa segera melapor.
Nah, untuk memastikan agar masalah-masalah itu tidak terjadi jika sistem ini mulai diberlakukan di Jakarta, maka Dinas Perhubungan akan melakukan uji coba selama tiga bulan ke depan. Kepala UPT Parkir Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sunardi mengatakan akan ada sebelas alat parkir meter yang diuji coba di kawasan Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Menurut dia, sistem ini ditargetkan sudah dapat diberlakukan di Ibu Kota pada akhir tahun ini.
PRAGA UTAMA | ABC7NEWS.COM
Baca juga:
Bengkak Habis Operasi, Hendropriyono Membaik
Menteri Agama Tak Setuju Perubahan Nama
J. Kristiadi: Trah Keluarga Bikin Parpol Busuk
Jokowi Pastikan Ubah APBN 2015
Polwan Cantik Menyamar Jadi Korban Trafficking