TEMPO.CO, Bogor - Alih fungsi lahan dan pengurangan lahan hutan di kawasan Puncak, Bogor, menjadi penyebab utama susutnya debit air aliran Sungai Ciliwung dan Cisadane. Karena itu, tidak heran bahwa saat musim kemarau seperti sekarang ini debit air di Bendungan Katulampa, Kota Bogor, berada pada titik nol.
“Alih fungsi lahan ini berpengaruh langsung terhadap ketersediaan air permukaan,” kata Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Wilayah Institut Pertanian Bogor, Setiya Hadi, Selasa, 23 September 2014.
Menurut Setiya, kawasan Puncak sebagai wilayah resapan air banyak yang beralih fungsi menjadi tempat tinggal dan hunian. Memang beberapa waktu belakangan pemerintah Bogor giat menertibkan bangunan-bangunan itu. Namun langkah ini tidak dibarengi dengan penanaman pohon. “Sehingga kemampuan lahan untuk menyerap air belum maksimal,” katanya.
Sehari sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor Dedi Sucahyono mengatakan intensitas hujan pada periode Agustus-September 2014 cukup tinggi. Seharusnya cadangan air tanah yang tersimpan di kawasan Puncak bisa bertahan hingga Oktober mendatang. Namun, karena perubahan fungsi lahan, tidak ada yang bisa menahan aliran air. “Jadi sungai cepat kering,” katanya.
M. SIDIK PERMANA | ARIHTA U. SURBAKTI
Berita lain:
FPI Minta Ahok Jaga Mulut
Wartawati Tempo Dilecehkan Simpatisan FPI
Soal Gantung Diri di Monas, Anas: Siapa Bilang?
Adnan Buyung: Jaksa Penuntut Anas Bodoh