TEMPO.CO, Bogor - Puluhan pedagang Blok A Pasar Kebon Kembang dan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggeruduk gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor, Jumat, 26 September 2014. Massa menolak pembangunan jembatan penyeberangan menuju Blok C dan D oleh PT Propindo--perusahaan pengembang pasar setempat.
Koordinator lapangan aksi demo, Iman Maulana, menuturkan pembangunan jembatan telah merugikan pedagang, karena kios mereka tertutupi dan tidak terlihat oleh calon pembeli. Selain itu, jembatan dibangun di atas lahan terbuka hijau. "Pedagang bisa merugi sampai ratusan juta rupiah karena jualannya tidak laku," ujar Iman.
Pengunjuk rasa juga mempertanyakan perizinan pembangunannya, seperti izin mendirikan bangunan dan izin gangguan. Untuk itu, pedagang mendesak Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meninjau ulang dan membatalkan pembangunan jembatan layang tersebut. "Wali Kota harus memenuhi janji kampanyenya, yaitu menjadikan Kota Bogor sebagai kota sejuta taman," tutur Iman. "Jembatan itu jelas sudah mengalihfungsikan ruang terbuka hijau."
Perwakilan pendemo diterima anggota DPRD Komisi C. Politikus Partai Persatuan Pembangunan, Ahmad Aswandi, berjanji akan memanggil PT dan Wali Kota Bogor terkait dengan proyek jembatan penyebrangan itu. "Kalau melanggar, tentu harus ditinjau ulang pembangunannya."
ARIHTA U. SURBAKTI
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD | Parkir Meter | IIMS 2014
Berita terpopuler lainnya:
'Jangan Ada Pemberlakuan Jilbab untuk Non-Muslim'
Parkir Meter, DKI Raup Rp 120 miliar Setahun
Dolmen Ditemukan di Semak-semak Gunung Padang
RUU Pilkada, Kubu Jokowi Merasa Dibohongi Demokrat
Era Pilkada Langsung Akhirnya Tamat