TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan rakyat tak perlu merasa gundah dan masygul atas situasi politik yang sedang terjadi di Indonesia. Sebab, kata Ahok, panggilan akrab Basuki, aksi tarik ulur di dunia politik yang sedang "panas" tak akan mampu mengubah tatanan utama kehidupan bangsa yang berlandaskan Pancasila.
"Siapa pun yang berpikir bisa mengubah dan mengganti ideologi Pancasila pasti gagal," kata Ahok, usai memimpin Upacara Kesaktian Pancasila di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Rabu, 1 Oktober 2014. (Baca : Makna Kesaktian Pancasila bagi Jokowi)
Situasi panas yang dimaksud Ahok adalah beralihnya kekuasaan pemilihan kepala daerah dari pemilihan langsung oleh rakyat ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Peralihan ini bahkan sudah disahkan oleh DPR melalui pemungutan suara. Belakangan, Koalisi Merah Putih melontarkan pula rencana untuk merevisi pemilihan presiden agar dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. (Baca: SBY dan Jokowi Peringati Hari Kesaktian Pancasila)
Ahok menuturkan Pancasila merupakan bukti nyata pedoman yang kokoh bagi Indonesia. Tak seperti negara lain, melalui Pancasila ia meyakini pula upaya kudeta pergantian kekuasaan di Indonesia tak akan pernah terjadi karena demokrasi dijunjung tinggi oleh paham yang diinisiasi oleh mantan Presiden Sukarno itu. (Baca: Gerindra Berencana Amandemen UUD 1945)
Ahok mengatakan keragaman suku dan etnis di Indonesia merupakan modal kuat dan alasan utama negara ini membutuhkan Pancasila sebagai pedoman. Terlebih, kata dia, Pancasila juga mampu menjadi jembatan penghubung keragaman agama di Indonesia. "Saya pikir Tuhan ingin ada satu bangsa yang menjadi model tentang nilai-nilai yang harus dijunjung manusia. Contoh itu adalah Indonesia," ujarnya.
LINDA HAIRANI
Berita Terpopuler
Tak Penuhi Kuorum, UU Pilkada Tak Sah
Jokowi Pilih Gugat MK Ketimbang Patuhi Yusril Ihza
5 Skenario yang Bisa Jegal UU Pilkada
SBY Tiba di Tanah Air, Muncul #WelcomeMrLiar