TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Indah Lonindo Rubby Suhardy tewas bunuh diri setelah menembak kepalanya sendiri dengan pistol Baretta kaliber 32 di kamar 399 Hotel Gran Mahakam, Jakarta Selatan.
Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi hotel, sebelum memasuki lobi, setiap pengunjung harus melewati detektor logam. Siti, petugas penjaga pintu di Hotel Gran Mahakam, pun menyebutkan setiap pengunjung yang masuk wajib melalui detektor logam. "Detektornya sensitif sekali, handphone saja akan terdeteksi," kata Siti yang ditemui pada Kamis, 6 November 2014.
Sebelum memasuki lobi hotel, pengunjung harus menyerahkan tas dan seluruh isi kantong kepada penjaga pintu. Pengunjung lalu melewati detektor logam berbentuk gerbang dari besi setinggi 2 meter. Selain itu, tas dan barang bawaan pengunjung akan diperiksa lagi dengan pendeteksi logam berbentuk batang. Bila tak memicu alarm, barulah pengunjung diizinkan masuk lobi. (Baca: Bos Tekstil Bunuh Diri, Tetangga Tidak Tahu)
Siti menolak menanggapi saat ditanya bagaimana sebuah pistol bisa lolos dari detektor logam itu. Namun dia memastikan detektor itu selalu berfungsi 24 jam.
Pihak public relations hotel sendiri tidak mau ditemui dengan alasan sedang makan siang. Saat Tempo berkata akan menunggu, pihak hotel berkelit bahwa jadwal public relations sedang penuh dan tidak bisa ditunggu. "Jadwalnya tidak pasti, PR-nya sibuk sekali," ujar seorang petugas hotel yang menemui Tempo.
Rubby ditemukan tewas pada Senin, 6 November 2014, sekitar pukul 17.30. Dia check in pada pukul 12.00 sebelumnya, dan seharusnya check out 24 jam kemudian. Namun, pada sore hari, petugas hotel menemukan direktur perusahaan tekstil itu sudah tak bernyawa dengan darah mengalir dari kepalanya. (Baca: Jenazah Bos Bunuh Diri Dipulangkan ke Bintaro)
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Berita Lainnya:
Anak Ngetop, Menteri Susi: Ini Gara-gara Kalian!
Ashanty Ingin Melahirkan di Amerika
Antara Nadine Putri Susi dan Ayang Putri Jokowi
Perempuan Ini Mendadak Tenar karena Jokowi