TEMPO.CO, Jakarta - Ahli Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), M. Noor Rochman mengatakan kecenderungan warga Ibu Kota untuk melakukan aksi bunuh diri cukup tinggi. "Warga Jakarta punya keinginan untuk bunuh diri karena mudah stress dengan tuntutan hidup di Jakarta," ujarnya, saat dihubungi Tempo, Kamis, 6 November 2014.
Pernyataan ini disampaikan berkaitan dengan dua peristiwa bunuh diri yang terjadi di Jakarta akhir-akhir ini. Pada Selasa, 4 November 2014, seorang lelaki ditemukan tewas di Hotel Gran Mahakam, Blok M, Jakarta Selatan. Ia ditemukan dengan luka tembak di kepalanya dan tangan kanan yang menggenggam senjata Bareta kaliber 32.
Sebelumnya, pada Selasa, 7 Oktober 2014, direktur utama sebuah perusahaan percetakan bunuh diri dengan meloncat dari menara BCA, Jalan M.H Thamrin, Jakarta. Ia diduga bunuh diri karena bisnisnya sedang merosot.
Rochman menjelaskan, hidup di Jakarta pasti mengalami tantangan yang tinggi. Contohnya, sulit mendapatkan pekerjaan dan penghasilan untuk hidup layak. "Ini memang persoalan sosial yang sudah lama terjadi," kata Rochman.
Selain itu, untuk hidup di kota metropolis seperti Jakarta, setiap orang mesti bersiap dengan tuntutan gengsi. Gengsi itu tercermin dari penampilan dan unsur materialisme, seperti kepemilikan kendaraan, perangkat elektronik yang menunjukkan status, sampai gaya bicara. "Jika tak dapat mengimbangi, maka seseorang akan mengalami stress," ujarnya.
Dua hal itu, kata Rochman, membuat setiap orang di Jakarta nyaris tak peduli dengan kanan-kirinya karena semua sibuk sendiri. "Keinginan warga Jakarta untuk saling menolong semakin menipis," katanya.
Terlebih bagi para perantau, kata Rochman, akan kesulitan untuk beradaptasi di Jakarta karena kondisi lingkungan yang berbeda. Di kampung misalnya, seseorang bisa meminta tolong kepada sanak saudara dan tetangganya jika tak punya uang untuk makan. Berbeda dengan kehidupan di Ibu Kota, Rochman menilai warga Jakarta terlalu sibuk sendiri.
PERSIANA GALIH
Topik terhangat:
TrioMacan Dibekuk | Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Pengganti Ahok
Berita terpopuler lainnya:
9 Perempuan Berpengaruh Versi Forbes
Kronologi Penembakan di Rumah Amien Rais
Tidur di Rapat Paripurna, Adian: Itu Leyeh-leyeh