TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak menghiraukan aksi buruh yang menuntut kenaikan upah. "Terserah, sih. Demo sajalah. Kan, waktu itu sudah diperdebatkan dan diperhitungkan," katanya di Balai Kota, Rabu, 10 Desember 2014. (Ada Demo Buruh, Arus di Bundaran HI Dialihkan)
Ahok bercerita, bos Mayapada Group, Tahir, pernah berseloroh mengomentari tingkah polah buruh yang rajin demo. "Kata Pak Tahir, nanti ada turis asing demen ke Jakarta karena ada demo, banjir, dan macet. Jadi, ini tontonan khusus. Di negara lain mah susah. Dipikir-pikir bagus juga, jadi bagian menambah obyek wisata," dia berkelakar.
Tapi mantan Bupati Belitung Timur itu tetap siap menegosiasikan ulang jumlah upah pekerja. Tapi, ia memberi syarat, negosiasi bisa dilakukan jika buruh memiliki alasan yang kuat. (Ahok Minta Bus Tingkat Dikawal Voorijder)
"Kalau alasannya enggak tepat, buat apa. Enggak bisa negosiasi. Kasih saya angka saja, selisihnya berapa."
Jika buruh hanya menuntut tanpa ada dasar, Ahok bakal menolak. "Kalau ada alasannya, kita bantu. Tugas saya kan membantu semua orang. Kaya alasan Aqua (air kemasan) kurang, saya bantu. Alasan mi instan bukan tepung terigu, saya perjuangkan," ujarnya.
Hari ini, ribuan buruh Jakarta kembali menggelar demo di Balai Kota. Mereka mengaku tidak puas atas penetapan upah minimum provinsi yang hanya sebesar Rp 2,7 juta. Buruh menilai upah agar mereka layak hidup di Jakarta sekitar Rp 3 juta. (Ribuan Buruh Dorong Motor, Jalan Thamrin Macet)
ERWAN HERMAWAN
Terpopuler:
Gubernur FPI Akhirnya Punya Kantor, Dimana?
Sopir Jadi Pelaku, Blue Bird: Kami Tak Terlibat
YLKI: Kejahatan di Taksi karena Persaingan
Ahok Tolak Usulan Kedua PT Jakarta Monorail
Taksi untuk Merampok Pernah Dilaporkan ke Polisi