TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Perlindungan Anak akan memulai terapi terhadap anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual Wakijan, Sabtu pekan ini. Terapi ini diharapkan dapat menghilangkan trauma mereka.
"Sabtu anak-anak ini libur sekolah, jadi psikolog yang akan mendampingi lebih leluasa," kata Arist Merdeka Sirait kepada Tempo, Kamis, 11 Desember 2014. (Baca: Cabuli 9 Bocah, Wakijan Masih Berkeliaran)
Ada dua psikolog yang akan melakukan terapi. Anak-anak itu akan diajak bermain di luar lingkungan rumah dalam terapi. "Bisa nanti dibawa ke Ragunan. Di situ, psikolog akan melakukan in-depth interview dengan cara yang menyenangkan," kata Arist.
Anak-anak itu sengaja akan dibawa keluar dari lingkungan rumah yang menjadi tempat terjadinya pencabulan. Sebab, lingkungan tersebut dianggap memberi kesan buruk terhadap mereka. "Tahap pertama memang harus seperti itu sampai anak nanti pelan-pelan terbiasa," ujarnya. (Baca juga: Wakijan: Saya Cuma Pegang-pegang Saja)
Menurut Arist, tak ada batas waktu tertentu dalam terapi ini. Sebab, setiap anak memiliki kecepatan pemulihan yang berbeda. "Trauma setiap anak berbeda, tetapi yang sangat berat itu dialami oleh dua anak," kata Arist. Kecepatan pemulihan, kata Arist, juga bergantung pada seberapa besar keluarga dan lingkungan mendukung proses terapi ini.
DINI PRAMITA
Berita terpopuler: