TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Organisasi Angkutan Darat DKI Jakarta Shafruhan Sinungan menyarankan para sopir taksi bisa mengenali teknik bela diri untuk keamanan saat bekerja. "Pertama tentu mereka harus sehat, lalu belajar sigap merespons gelagat aneh dari penumpang," kata Shafruhan saat dihubungi Tempo, Selasa, 23 Desember 2014.
Setiap pagi, menurut Shafruhan para sopir taksi biasanya suka berkumpul untuk mengobrol dan menyegarkan diri sebelum bekerja. "Pas kumpul-kumpul gini biasanya ada beberapa orang yang menguasai bela diri dan bisa mengajarkan pada rekanannya," ujar Shafruhan. Kebiasaan berkumpul sesama sopir taksi ini, menurut Shafruhan, mestinya bisa dimanfaatkan yang paham bela diri untuk membantu dan mengajarkan jurus-jurus dasar. (Baca: 'Taksi Putih' Perampok Bisa Digunakan Lagi)
Menguasai bela diri memang tidak tercantum dalam standar operasional untuk sopir taksi. Shafruhan lebih menganjurkan agar para sopir bisa menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh agar dapat optimal saat bekerja dan memberikan pelayanan. "Kondisi driver itu harus benar-benar fit, itu akan berpengaruh saat mereka harus menyelamatkan diri," ujar dia. (Baca: Taksi Express Modifikasi Bagasi Anti-Rampok)
Menurut Shafruhan, sejauh ini standar keamanan bagi para sopir yang saat dirampok adalah wajib lapor ke pul dan pos polisi terdekat, agar selanjutnya perusahan dan polisi bisa menindaklanjuti peristiwa yang ia alami. (Baca: Seorang Perampok di Taksi Putih Masih Diburu)
Akhir pekan lalu, 20 Desember 2014, seorang sopir taksi Express, Warso, menjadi korban perencanaan perampokan oleh penumpangnya, Freddy Sundawa yang berbekal senjata tajam. Jauh sebelum itu, kasus perampokan terhadap sopir taksi pernah menimpa sopir Bintang Taksi, Hendra, 38 tahun, yang tewas dengan luka tusuk dan cekikan di Cilincing, Jakarta Utara, pada Sabtu malam, 30 Agustus 2014. (Baca juga: Express Kesulitan Lacak Jejak 'Taksi Putih')
Kejadian nahas lainnya, menimpa Muhtadin, sopir taksi Express yang tewas ditusuk penumpang yang hendak merampok uangnya di jalan layang Klender, Jakarta Timur, pada Selasa sore, 22 April 2014.
AISHA SHAIDRA
Topik terhangat:
KSAL Baru | Lumpur Lapindo | Perayaan Natal | Susi Pudjiastuti | Kasus Munir
Berita terpopuler lainnya:
4 Rencana Menteri Susi yang Berantakan
Gubernur FPI Pantang Ucap Selamat Natal ke Ahok
Eva Bande, Dipenjara Gara-gara Bela Petani
Ahok Makan Babi, Ibu-ibu di NTT 'Klepek-klepek'