Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banjir, Sopir Bus Mayasari Naikkan Tarif Rp 5.000

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Sejumlah kendaraan berusaha menerobos banjir di kawasan Jalan Daan Mogot, Tanjung Duren, Jakarta (20/05) Banjir ini mengakibatkan kemacetan sepanjang hampir 5 kilometer. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Sejumlah kendaraan berusaha menerobos banjir di kawasan Jalan Daan Mogot, Tanjung Duren, Jakarta (20/05) Banjir ini mengakibatkan kemacetan sepanjang hampir 5 kilometer. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir yang merendam sebagian wilayah Jakarta dimanfaatkan oleh sopir bus untuk menaikkan tarif. Salah satunya dilakukan oleh Hidayat, 38 tahun, kondektur bus Mayasari Bakti AC 02. Mereka menaikkan tarif kepada penumpangnya hingga 50 persen.

"Biasanya memang Rp 10 ribu, tapi banjir jadi Rp 15 ribu per orang," ujar dia saat ditemui, Selasa, 9 Februari 2015. Kenaikkan tarif itu, kata dia, sudah berlaku sejak kemarin, Senin, 8 Februari 2015. Penumpang yang naik untuk jarak dekat maupun jauh diharuskan membayar Rp 15 ribu.

Hidayat beralasan, kenaikan itu karena banjir yang merendam Jalan Raya Daan Mogot yang menjadi bagian rute bus jurusan Kampung Rambutan-Grogol tersebut. Dia beralasan kenaikan itu karena waktu tempuh yang jauh lebih lama. Imbasnya, pendapatan sopir dan kondektur pun berkurang lantaran tetap harus mengejar setoran kepada perusahaan.

Biasanya, setiap hari dia bisa menempuh sampai empat rit. Namun banjir membuat waktu tempuh bertambah sehingga cuma bisa mencapai dua rit. Padahal perusahaan tidak menurunkan target setoran sebesar Rp 1 juta setiap harinya. "Jadi kami putuskan untuk menaikkan tarifnya," kata dia.

Bersama sopir, dia secara langsung tidak memaksa penumpang untuk membayar ongkos tersebut. Hanya saja, penumpang yang tidak bersedia membayar ongkos itu, diminta mencari alternatif angkutan yang lain.

Perusahaan juga tidak tahu perihal kenaikan tarif sepihak itu. Menurut dia, hal itu merupakan kesepakatan antara para sopir dan kondektur saja. "Jadi berharap pengertian dari para penumpang saja," kata dia.

Pantauan Tempo Selasa sore, sejumlah penumpang tampak terkejut dengan kenaikan tarif tersebut. Tak sedikit dari mereka yang berdebat dengan sang kondektur soal kenaikan tarif tersebut. Mereka memprotes kondektur yang menarik tarif Rp 15 ribu, padahal tarif resmi Kampung Rambutan-Grogol yang terpampang di dalam bus cuma Rp 10 ribu.

Sang kondektur pun menjelaskan bahwa kenaikan tarif itu dilakukan lantaran banjir yang merendam jalan di rute bus tersebut. Banyak penumpang yang terkesan tidak puas dengan penjelasan tersebut. Namun akhirnya mereka menuruti permintaan kondektur berpakaian resmi PO Mayasari Bakti tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu penumpang yang kesal dengan kenaikkan tarif tersebut adalah Nani Sulistyawati, 41 tahun, warga Kalideres, Jakarta Barat. Dia mengaku kaget lantaran tarif biasa yang dia bayar cuma Rp 10 ribu, tapi kali ini diharuskan membayar Rp 15 ribu. "Padahal Sabtu kemarin naik bus ini juga cuma bayarnya Rp 10 ribu," ujar dia.

Nani mengatakan tidak setuju dengan alasan kondektur dan sopir menaikkan tarif. Sebab kenaikan itu sangat terasa sehingga memberatkan penumpang. "Tapi kami bisa apa, mau tidak mau harus bayar," kata dia.

Adapun Ketua Organisasi Angkutan Daerah DKI Jakarta Syafruhan Sinungan terkejut dengan kenaikan tarif tersebut. Dia pun mengecam tindakan sopir dan kondektur yang menaikan tarif secata sepihak. "Itu tidak dibenarkan dengan alasan apapun, jadi pastinya itu ilegal," ujar dia.

Menurut dia, Organda tidak pernah memberi instruksi untuk menaikan tarif bus di Jakarta. Perusahaan bus itu pun terancam terkena sanksi hingga pencabutan izin trayek jika terus melakukan hal tersebut. Nantinya Organda bakal berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk menindak aksi nakal sopir tersebut.

Namun, kata dia, laporan tersebut harus disertai bukti kuat untuk menindak sopir dan kondektur nakal tersebut. Penumpang yang merasa keberatan dan dirugikan boleh melaporkan hal itu kepada Organda atau Dinas Perhubungan. "Kalau ada bukti kuat seperti nomor badan bus atau pelat nomornya bisa langsung kami proses, karena itu pelanggaran," ujar dia.

DIMAS SIREGAR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

2 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 24 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.


Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

4 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos banjir yang merendam kawasan Daan Mogot, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Intensitas hujan yang tinggi membuat banjir setinggi 10-30 cm yang merendam di kawasan tersebut. TEMPO/Fajar Januarta
Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.


Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

14 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan dan menghambat aktivitas warga yang hendak pergi kerja. TEMPO/Tony Hartawan
Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.


Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

24 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan. TEMPO/Tony Hartawan
Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

Berikut wilayah terdampak banjir Jakarta dan dugaan faktor penyebabnya.


Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

27 hari lalu

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.


Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

27 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan. TEMPO/Tony Hartawan
Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

Cuaca Jakarta berpotensi hujan pada hari ini dan besok. Waspada banjir Jakarta seiring perkiraan hujan ekstrem sepekan ke depan.


Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

28 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan dan menghambat aktivitas warga yang hendak pergi kerja. TEMPO/Tony Hartawan
Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

Saat ini, hujan dengan intensitas 150 milimeter per hari sudah dapat membuat banjir Jakarta karena kapasitas drainase menurun.


Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

28 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan. TEMPO/Tony Hartawan
Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

Simak berita populer di kanal Metro, mulai dari banjir di Jakarta hingga upaya pembebasan pilot Susi Air di Papua


Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

29 hari lalu

Ilustrasi orang tenggelam. pulse.com.gh
Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

Dinas Gulkarmat DKI masih mencari RA, 13 tahun, yang tenggelam saat berenang di Kali Sunter, Pulogadung ketika hujan turun


Jumlah Jalan Jakarta yang Terendam Banjir Bertambah jadi 26

29 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan. TEMPO/Tony Hartawan
Jumlah Jalan Jakarta yang Terendam Banjir Bertambah jadi 26

Ruas jalan yang terendam banjir di Jakarta pada Kamis pagi, 29 Februari 2024 bertambah dari menjadi 26 per pukul 9.00 WIB.