TEMPO.CO, Jakarta - Maraknya kejahatan begal yang melibatkan remaja sebagai pelaku dianggap merupakan tantangan bagi Pemerintah Kota Depok. Budayawan JJ Rizal mengatakan pemerintah mesti membuktikan jargon yang mereka banggakan, yakni Depok sebagai kota ramah anak. “Ironi kalau yang katanya kota layak anak tapi pelaku kejahatan banyak yang masih anak-anak,” ujar Rizal saat dihubungi, Rabu, 1 Februari 2015.
Rizal mengatakan banyaknya pelaku begal yang melibatkan anak di bawah umur merupakan fakta yang harus diperhatikan Pemerintah Kota Depok. Pemerintah mestinya segera meneliti penyebab anak-anak tersebut justru terjerumus ke dunia kriminalitas.
Salah satu caranya, kata Rizal, adalah bekerja sama dengan kriminolog dan psikolog dari Universitas Indonesia. Pemerintah Depok perlu mencari solusi masalah tersebut karena banyak pakar andal untuk menyelesaikan masalah itu. "UI juga harus merasa masalah ini jadi tanggung jawab mereka karena kampusnya, kan, di Depok juga,” kata Rizal.
Sebelumnya, selama sebulan terakhir, Kota Depok dihebohkan aksi perampasan kendaraan roda dua dengan kekerasan alias pembegalan. Tercatat kejahatan begal yang benar-benar terjadi sebanyak empat kali. Pertama terjadi di Jalan Juanda, Depok. Kasus kedua terjadi di Jalan Margonda Raya, di depan kampus BSI. Ketiga terjadi di Jalan Raya Krukut, Limo, Depok, dan kasus keempat terjadi di Jalan Boulevard Grand Depok City. Keempat kasus itu terjadi setelah pukul 00.00 atau menjelang dinihari.
DIMAS SIREGAR