TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Malang Muchamad Anton berguru kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam mengelola parkir elektronik. Cara ini, kata Anton, guna membenahi lokasi parkir yang semrawut sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah dari retribusi parkir. "Saya mau menimba ilmu dari Pak Ahok," kata Anton di Balai Kota, Rabu, 11 Februari 2015.
Anton menjelaskan lalu lintas di Malang saat ini hampir selalu macet setiap hari. Kemacetan bertambah parah ketika akhir pekan. Masalah itu diperparah dengan banyaknya lokasi parkir on street yang bertebaran di tempat-tempat wisata.
Menurut Anton, kemacetan juga disumbang oleh banyaknya mahasiswa di Kota Malang. Para mahasiswa biasanya menghabiskan akhir pekan dengan berkeliling kota. Ia memprediksi keadaan ini akan bertambah buruk dalam kurun 5-10 tahun mendatang. "Kota Malang itu sudah mulai sakit, tapi belum kronis," katanya.
Meski ada lokasi parkir on street, Anton berujar, retribusi parkir yang dikantongi pemerintah hanya Rp 3 miliar dalam setahun. Tahun ini, Pemerintah Kota Malang meningkatkan target penerimaan retribusi menjadi Rp 5 miliar. Kelak, penggunaan sistem elektronik pada parkir on street ditargetkan menghasilkan nilai retribusi Rp 10 miliar.
Selain itu, Anton mempelajari sistem pengelolaan Transjakarta. Sebab, pemerintahannya juga akan merintis bus Trans Malang. Pemerintah sudah menerima 50 unit bus dari Kementerian Perhubungan yang siap beroperasi. "Kami harus belajar dulu agar busnya bisa beroperasi," kata Anton.
LINDA HAIRANI