TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Yayasan Al Kamal, Wiharto, membantah ada penyekapan terhadap Wakil Rektor Institut Sains dan Teknologi Al Kamal, Bayong dan Ayu. Namun, ia tak membantah soal konflik internal kampus yang berlokasi di Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. "Waktu itu dialog buntu, mahasiswa marah lalu mereka berlindung di kantornya. Tidak ada penyekapan," kata Wiharto kepada Tempo, Ahad 22 Februari 2015.
Wakil Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Komisaris Polisi Slamet yang menerjunkan personil sejak kemarin pagi hingga petang ini juga membantah. "Ah, tidak ada (penyekapan) itu," kata Slamet. Menurut dia, jika ada tindakan itu otomatis sudah ditangani oleh kepolisian yang saat itu berjaga.
Menurut penuturan keamanan kampus, Rudy Wijaya, nama samaran, saat itu pengurus dikdasmen (badan pendidikan dasar dan menengah) yang di bawah naungan Yayasan Amanah Al Hikmah di bawah manajemen Jodi Tri Aprianto mengurung diri di sebuah ruang di kantor dikdasmen. Alasannya, untuk menghindari amukan mahasiswa. "Sebab mahasiswa pengen Yayasan Al Hikmah yang berkuasa bukan Amanah Al Hikmah," kata dia.
Tempo diajak ke ruang kantor dikdasmen yang dimaksud lalu menuju ke ruang yang diklaim sebagai tempat penyekapan. Sayang, ruang itu tertutup rapat. "Karena ini ruang dikdasmen ya kunci dibawa mereka," kata penjaga keamanan itu. Kantor kerja dikdasmen berada di halaman belakang kompleks ISTA Al Kamal. Di pekarangan, Tempo menemui banyak botol-botol minuman keras yang sudah lekat dengan tanah.
Erlinda, guru SD Al Kamal, nama samaran, mengaku tahu persis kejadian saat itu. "Bagaimana ceritanya penyekapan kalau kunci dipegang sendiri dan dikunci dari dalam. Saya sampai bilang dari jendela, Pak Bayong sudah jam 12 ayo makan terus pulang, saya sayang sama Bapak," kata dia mengenang cara membujuk Bayong supaya mau keluar dari ruangan. Tetapi, kata dia, karyawan Jodi bernama Iyus malah memastikan semua pintu terkunci rapat.
Di dalam ruangan, ia berujar, selain Bayong dan Iyus, ada Tisto dan Ayu yang merupakan wakil rektor. Sementara itu, Zakia dan Muzadi yang mengaku sebagai karyawan bagian umum manajemen Jodi mengaku ada penyekapan yang dilakukan oleh preman bayaran Yayasan Al Kamal terhadap Wakil Rektor Bayong. "Dia disekap sampai jam dua malam. Dibebaskan oleh polsek," kata Muzadi. Ia mengatakan Bayong disekap di sebuah ruangan yang kemudian digembok dari luar.
Menurut pengurus Yayasan Al Kamal, Syamsul Bahri, dialog antara mahasiswa dan kedua pengurus yang dimulai sejak pukul 14.00 berakhir memanas ketika perwakilan Yayasan Amanah Al Kamal yaitu Bayong, Tisto dan Ayu tak mau menandatangani surat perjanjian untuk tidak menganggu keberadaan ISTA Al Kamal.
"Mahasiswa lantas menyoraki dan meminta mereka keluar tetapi justru mereka tidak mau keluar, yang ada malah mereka ke kantor Jodi lalu mengurung diri di sebuah ruang hingga larut malam," kata dia. Dialog ini diklaim oleh Syamsul sebagai inisiatif mahasiswa yang tak ingin ISTA Al Kamal dicaplok oleh Yayasan Amanah Al Kamal.
DINI PRAMITA