Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakaian Awul-awul: Dari Jepang Sampai Pasar Senen

image-gnews
Sejumlah calon pembeli memilih dagangan yang dijual oleh para pedagang Blok III Pasar Senen di badan jalan di sekitar Pasar Senen, Jakarta, Senin (28/4). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Sejumlah calon pembeli memilih dagangan yang dijual oleh para pedagang Blok III Pasar Senen di badan jalan di sekitar Pasar Senen, Jakarta, Senin (28/4). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta: Safrizal, 46 tahun, bercerita dengan nada tinggi. Pedagang grosir pakaian awul-awul--sebutan pakaian bekas yang merujuk pada cara memilihnya dengan mengacak-acak tumpukan--itu protes lantaran Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, sempat membuat bisnisnya berantakan. Gobel menyebut pakaian bekas bisa jadi sumber penyakit. "Mana bisa penyakit menular lewat pakaian, emangnya pakaian ini berdarah-darah," kata dia sambil menggebrak meja, Kamis, 26 Februari 2015.

Pedagang asal Tanah Datar, Sumatera Barat ini mengatakan pakaian bekas miliknya aman. Baju awul-awul itu, dia mengungkapkan, diimpor dari Jepang dan Korea. "Ada bos yang ambil dari sana, saya tangan kedua," ujar Safrizal.

Pakaian bekas asal Jepang dan Korea, kata Safrizal, paling diminati pembeli di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Sebab, pakaian dari dua negara itu modelnya beragam. Tampilan baju juga masih seperti baru meski pernah dikenakan. "Orang Jepang dan Korea pakai sekali-dua kali saja, tak cocok, lantas dibuang," Safrizal menceritakan.

Pakaian macam ini lalu dikumpulkan dan dikirim ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Pengirimannya menggunakan kapal. Tapi, dia enggan menceritakan pelabuhan bongkar-muat pakaian awul-awul ini. "Rantai distribusinya panjang," kata Safrizal.

Dia bisa mengirim 5-10 karung seberat satu kuintal saban hari pada pedagang eceran. Bila dijumlah dalam sepekan, ada 30 karung yang didistribukan Safrizal "Saya kirim sampai Timika juga," dia menambahkan.

Ternyata, di tangan pengecer, isi karung itu tak semuanya bisa dijual. Caning, 47 tahun, misalnya. Pedagang pakaian bekas ini harus menyortir lagi kelayakan dagangannya. Sebab, pasti saja ada pakaian berlubang dalam satu karung. "Pakaian sobek dibuang atau diminta pedagang sayur untuk lap," ujarnya. Perbandingannya, satu karung yang berisi sekitar 450 potong pakaian, 150 potong bakal jadi gombal.

Yulius Effendi, 38 tahun, punya cara khusus. Dia juga menyortir pakaian bekas yang diambilnya dari pedagang grosir seperti Safrizal. Bila pakaian dianggap bersih, maka langsung dipajang di lapaknya. Sedangkan pakaian yang kotor akan dicuci terlebih dahulu. "Demi kepuasan pelanggan," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto, menggaransi baju bekas tak jadi sumber penularan penyakit. Mustahil, kata dia, baju bekas jadi medium penular virus HIV/AIDS seperti yang dikatakan Gobel. Tipsnya ialah masyarakat wajib mencuci baju bekas dengan air hangat dan deterjen sebelum dikenakan. Pengeringan baju juga harus sempurna. “Kuman-kuman langsung lenyap,” kata dia.

Nia Sriningsih, 33 tahun, tak peduli dengan kabar baju bekas pembawa penyakit. Pembeli pakaian bekas ini merasa nyaman bila pakaian yang dibeli sudah dicuci. “Yang penting harganya murah,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Inang Winarso mengatakan HIV dan AIDS tidak menular melalui pakaian. Tapi penularan melalui kontak cairan tubuh, seperti hubungan seks berganti-ganti pasangan, pemakaian jarum suntik tidak steril dan penularan dari ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada bayinya.

"Informasi ini bisa menyebabkan masyarakat salah paham tentang penularan HIV. Dikhawatirkan, Ini juga semakin menguatkan stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA),” ujar Inang.

RAYMUNDUS RIKANG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

22 hari lalu

Ilustrasi kereta MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta, Indonesia.
Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?


Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

41 hari lalu

Petugas mengamati mesin pengolah sampah di TPS3R Ciracas setelah diresmikan Pj Gubernur Heru Budi Hartono di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat, 26 Januari 2024. Pada 2023, Pemprov DKI Jakarta telah membangun tujuh titik TPS3R dengan fasilitas mesin pengolah sampah yang diharapkan dapat menurunkan jumlah volume sampah di TPA Bantar Gebang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.


Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

20 Januari 2024

Ketua paguyuban pedagang atau pemilik usaha kuliner olahan daging anjing Agus Triyono memberikan pernyataan kepada wartawan di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 20 Januari 2024. Para pedagang berharap ada solusi bagi mereka terkait rencana pengaturan atau pelarangan peredaran daging anjing di Kota Solo. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

Mereka berharap bisa beraudiensi dengan jajaran Pemkot Solo dan komunitas pecinta anjing untuk mendapatkan solusi tersebut.


Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

30 November 2023

Beberapa pedagang kaki lima atau PKL di Pintu Barat JIS berusaha meraup rezeki dari para penonton pertandingan Piala Dunia U-17 pada Sabtu malam, 18 November 2023. TEMPO/NOVALI PANJI.
Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

Semarak dan keseruan Piala Dunia U-17 2023 telah berlalu di Jakarta International Stadium (JIS).


Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

16 November 2023

Ilustrasi Warung Pecel Lele. Tempo/Fardi Bestari
Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

Saat diperhatikan, warung-warung yang menjual pecel lele biasanya menggunakan spanduk dengan motif yang seragam. Bagaimana asal-usulnya?


Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

7 November 2023

Seorang siswa berkebutuhan khusus di Kota Tangerang Selatan akhirnya bisa mendapat tempat PKL, Senin 6 November 2023. Foto: Istimewa
Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

Sebuah hotel di BSD akhirnya mau menerima Irvine, siswa SMK berkebutuhan khusus untuk magang praktek kerja lapangan.


Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

2 Oktober 2023

Pedagang kuliner di Jalan Skanda depan kampus ITB, Sabtu 30 September 2023. (TEMPO/Anwar Siswadi)
Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

Pada 7 Agustus, pedagang kuliner di sekitar ITB digusur pemerintah Kota Bandung karena lokasi berdagangnya termasuk jalur terlarang.


Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

23 Agustus 2023

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya
Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

Para PKL meminta polisi menindak ormas yang meminta sumbangan untuk HUT organisasi. Setiap hari sudah menarik iuran ke pedagang.


Rencana Relokasi PKL Jalan Ganesha, Keluarga Mahasiswa ITB Tuntut 3 Hal

7 Agustus 2023

Ilustrasi kampus ITB. Instagram
Rencana Relokasi PKL Jalan Ganesha, Keluarga Mahasiswa ITB Tuntut 3 Hal

Keluarga Mahasiswa ITB mencatat beberapa masalah yang harus dijelaskan sebelum relokasi PKL.


Meski Sering Ditertibkan, PKL di Pantai Padang Tetap Berjualan

2 Juni 2023

Wisatawan mengunjungi kawasan Pantai Padang di Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa 3 Mei 2022.  Pantai Padang menjadi tujuan wisata favorit bagi warga dan perantau saat libur lebaran di kota itu. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Meski Sering Ditertibkan, PKL di Pantai Padang Tetap Berjualan

Di kawasan Pantai Padang, memang berdiri tenda-tenda semi permanen milik pedagang.