TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatat hanya ada dua sekolah menengah atas sederajat yang melaksanakan Ujian Nasional berbasis komputer (CBT). Sekolah itu adalah SMA Negeri 5 dan Sekolah Menengah Kejuruan Yadika 11, Kota Bekasi.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi Dedi Junaedi mengatakan mayoritas sekolah di wilayah setempat belum siap menggelar Ujian Nasional secara online. Alasannya, sarana pendukung masih belum memadai. "Kebutuhan komputer yang belum mencukupi," kata Dedi Junaedi, Ahad, 12 April 2015.
Dedi mengatakan SMA Negeri 5 merupakan sekolah model (sebelumnya rintisan sekolah berstandar internasional). Adapun SMA Negeri 1 yang sama-sama sekolah model juga mengaku belum siap karena kurangnya komputer. Hal yang sama juga dialami oleh SMK Negeri.
Menurut Dedi, setiap sekolah harus memiliki sedikitnya seratus unit komputer. Itu pun komputernya harus memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan serta dilengkapi dengan peralatan penyimpan daya apabila terjadi pemadaman listrik. "Ditambah lagi dengan kemampuan server," ucap Dedi.
Dedi menjelaskan selain sekolah negeri, sekolah swasta di Kota Bekasi mayoritas juga belum siap menggelar Ujian Nasional secara online. Bahkan, sekolah Al-Azhar juga menyatakan belum siap. "Hanya SMK Yadika 11 Kota Bekasi," kata Dedi.
Karena itu, tahun ini Ujian Nasional di wilayah setempat akan dilakukan secara manual seperti sebelumnya. Menurut dia, Ujian Nasional secara online tersebut hanya sebatas uji coba dari Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar-Menengah. "Tapi kemungkinan akan dilakukan secara online nantinya," kata Dedi.
Dengan begitu, pihaknya masih punya waktu menyiapkan perlengkapan hingga beberapa tahun ke depan. Sebab, saat ini pemerintah masih fokus pada infrastruktur sekolah. "Mungkin tiga tahun ke depan semua sekolah baru siap melaksanakan Ujian Nasional secara online," ujarnya.
ADI WARSONO