TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam mengatakan lembaga pendidikan kerap mengabaikan mutu jajanan sekolah yang dikonsumsi siswa. Padahal kualitas produk jajanan sekolah menentukan kesehatan dan kecerdasan siswa.
Ironisnya, menurut Asrorun, sekolah masih menganggap urusan jajanan merupakan hal yang sepele, dibanding proses belajar. "Mutu dan kualitas bahan jajanan kalah dari hiruk-pikuk ujian nasional," ucap Asrorun saat sidak jajanan siswa di kantin SD Negeri 13 Rawamangun, Jakarta Timur, Senin, 13 April 2015.
Dia menambahkan, sekolah seharusnya tak hanya menjalankan fungsi sebagai lembaga pendidikan belaka. Sekolah wajib memperhatikan kondisi kesehatan siswa lewat makanan yang dikonsumsi.
Sebab, bagi anak, tutur Asrorun, hak untuk hidup sehat kedudukannya setara dengan hak memperoleh pendidikan. "Sekolah jangan menjadi menara gading yang tak peduli dengan urusan di luar pendidikan."
Asrorun mendesak agar sekolah punya regulasi yang ketat soal bahan makanan yang boleh dijual di sekitar lingkungan sekolah. Alangkah baiknya, sekolah membina pedagang yang menyuplai jajanan ke sekolah, sehingga pedagang memperhatikan bahan dan mutu jajanan, tak sekadar menjual kue yang cepat laku dengan pewarna makanan yang memikat. "Kalau mutu makanan sekolah baik, tingkat kecerdasan dan kesehatan siswa juga terjamin," katanya.
RAYMUNDUS RIKANG