TEMPO.CO, Jakarta - Situs penjual brownies ganja, www.tokohemp.com, masih bisa diakses meski Badan Narkotika Nasional meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menutupnya. Di mesin perambah gratis, situs toko hemp masih dapat diakses, Jumat, 17 April 2015.
Ada banyak aksesoris yang dijual di situs ini, bukan brownies seperti yang ramai diberitakan. Kaos, vaporizer (rokok elektrik), bong (alat penghisap rokok ganja) sampai grinder (pencacah daun ganja). Justru tak ada satu pun item menu yang mengantarkan pembaca situs ke pemesanan brownies.
Hemp (satu keluarga dengan ganja) yang memiliki nama latin Cannabis sativa. L, akhir-akhir ini kerap diberitakan lantaran Badan Narkotika Nasional mengendus peredaran brownies ganja 13 April 2015 lalu. Pemasaran tak hanya dilakukan di Blok M saja, ada sebuah situs www.tokohemp.com yang dikelola khusus untuk menerima order brownies.
Beberapa hari berselang, tepatnya 15 April 2015, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengaku siap memblokir situs tersebut. "Bisa diblokir setelah dinyatakan melanggar," kata Kepala Humas Kemenkominfo Ismail Cawidu. Untuk memblokir sebuah situs, kata Ismail, harus ada aduan tertulis kepada Kemenkominfo bahwa ada aturan yang dilanggar oleh situs tersebut.
Di akun Facebooknya, toko hemp memiliki 4.733 teman. Tak banyak informasi diperoleh selain penandantanganan petisi online mendukung masyarakat Rembang menolak pendirian pabrik semen. Aktivitas terakhir ini terjadi pada 20 Maret 2015 pukul 17.00.
Twitter @tokohemp421 terlihat lebih ramai meskipun jumlah followers lebih sedikit, 1.103 followers. Pada 28 Maret, akun ini memposting grand opening toko hemp di Serang.
Akun @YukioMddn menuliskan "Lampung min, buka cabang di sini." Di twitter ini pula diketahui bahwa lokasi gerai hemp di lantai satu Blok M adalah pindahan dari lokasi sebelumnya di lantai lima Blok M.
Sebelumnya, pengelola Plaza Blok M, PT Pakuwon Sentosa Abadi menegaskan tidak ada kios yang menjual kue brownies dan cokelat dengan kandungan ganja. Manajer Umum PT Pakuwon Sentosa Abadi, Laurentia Lanny, menyatakan kios tersebut hanya menjual pakaian.
DINI PRAMITA | DIMAS SIREGAR