TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Serikat Guru Indonesia masih menerima pengaduan kecurangan ujian nasional sampai saat ini. "Laporan-laporan kecurangan sampai hari ini masih masuk terus ke posko," kata Retno Listyarti, Sekretaris Jenderal FSGI, ketika ditemui di SMAN 3 Jakarta, Selasa, 21 April 2015. Dia mengatakan laporan kecurangan meningkat dari 91 laporan menjadi 107 laporan.
Beberapa laporan kecurangan terjadi di berbagai wilayah Indonesia. "Untuk wilayah Jakarta sendiri bertambah tiga laporan kecurangan," ucap Retno.
Dia menuturkan temuan kecurangan dapat diketahui setelah pihaknya memastikan sendiri kebenaran informasi tersebut. Dia menemukan soal berkode wilayah Aceh sama dengan soal yang beredar di Jakarta.
Dia juga menerima laporan kecurangan dalam bentuk jual-beli kunci jawaban di kalangan siswa. Kunci jawaban soal tersebut disebarluaskan dan diperjualbelikan menggunakan alat komunikasi BlackBerry Messenger di grup tertutup. "Untuk kunci jawaban yang bocor di soal anak IPS," ujarnya. Sedangkan kebocoran soal yang terjadi melalui akun Google Drive terjadi pada soal ujian sisw jurusan IPA.
Dia mengatakan kunci jawaban yang diperjualbelikan lengkap dengan petunjuk soal, sehingga siswa dapat memastikan kunci jawaban yang tepat untuk soal yang dimilikinya. "Ada petunjuknya, misalnya soal nomor 1 dan 3 akan bertuliskan ini. Jadi, kalau tepat sesuai dengan petunjuk, kunci tinggal digunakan," ujar Retno.
Dia mengaku masih terus mengumpulkan data dan bukti-bukti sebelum melaporkan kecurangan penyelenggaraan ujian nasional kepada Presiden Joko Widodo. Ujian nasional tingkat SMA sudah selesai pada pekan lalu. Sebelumnya, Retno mengungkap kecurangan-kecurangan yang masih terjadi selama pelaksanaan ujian berlangsung.
MAYA NAWANGWULAN