TEMPO.CO, Jakarta - Uang milik SPBU Pasar Pucung Cilodong, Kota Depok, sebesar Rp 56 juta kini tak jelas rimbanya. Nurdin Priatna, karyawan pompa bensin yang dituduh mencuri uang tersebut, tewas ketika dalam pengawasan polisi.
"Luka di bagian kepala Nurdin karena terjatuh saat melakukan pengembangan kasus pencurian yang dilakukannya pada Kamis lalu," kata Kepala Polsek Sukmajaya Komisaris Polisi Agus Widodo, Minggu, 26 April 2015.
Pemilik pompa bensin (SPBU) Pasar Pucung pada Selasa, 21 April 2015, membawa Nurdin, yang dituduh mencuri uang Rp 56 juta, ke polisi. Sehari kemudian, Polsek Sukmajaya menetapkan pria yang beralamat di Kecamatan Cisaat, Sukabumi, sebagai tersangka.
Kemudian polisi melakukan pencarian uang tersebut bersama tersangka. Menurut Agus, Nurdin selalu menunjukan lokasi penyimpanan yang salah. "Selalu salah yang ditunjukkan. Hingga kini duit yang dicurinya sebanyak Rp 56 juta belum diketahui berada di mana," ujarnya.
Agus menjelaskan luka pada bagian kepala Nurdin karena terjatuh saat melakukan pengembangan kasus pencurian yang dilakukannya di Cilodong pada Kamis, 23 April 2015. Dia diborgol dan tidak seimbang ketika melarikan diri. "Nahas, Nurdin terjatuh dan mengenai kepalanya."
Nurdin meninggal pada Sabtu di rumah sakit. Polisi telah memberi tahu luka tersebut kepada keluarga saat Nurdin dirawat di rumah sakit. Keluarga, kata Agus, juga sudah menerima.
Keluarga Nurdin menyambagi Polres Depok untuk meminta penjelasan atas kematian Nurdin. Sebab, saat dibawa ke rumah duka di Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat, Sukabumi, Sabtu sore, 25 April 2015, terdapat luka pada sekujur tubuhnya. Pihak keluarga mempertanyakan luka yang ada pada sekujur tubuh Nurdin, karena banyak kejanggalan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Unit Identifikasi Satuan Reserse Kriminal Polres Sukabumi Kota, terdapat luka lebam pada sekujur tubuh jenazah. Lalu ada bekas operasi di belakang kepala akibat luka dalam pada bagian kepala.
Agus menjelaskan tidak ada penganiayaan dari anak buahnya terhadap Nurdin. Atas luka yang ada pada tubuh Nurdin, Agus menunggu hasil medis dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati. "Tunggu hasil medis untuk menjelaskan luka itu. Keluarga juga kami sudah beri tahu sebelumnya," tuturnya.
IMAM HAMDI