TEMPO.CO, Bekasi - Sebastian Manuputi, 32 tahun, tewas setelah melakukan aksi bakar diri dalam perayaan Hari Buruh Sedunia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat, 1 Mei 2015. Buruh perusahaan di Kawasan MM 2100, Cibitung, itu sempat menitip pesan kepada rekan kerjanya sebelum berangkat ke Jakarta untuk merayakan hari buruh.
Neng Narsiti, rekan kerjanya, mengaku Sebastian berpesan agar selalu menjaga istrinya. "Dia bilang, nitip Samah ya," kata dia, Sabtu 2 Mei 2015.
Samah, istri Sebastian, 28 tahun, menuturkan tak ada yang aneh saat berangkat aksi ke Jakarta untuk bergabung dengan buruh lainnya. Samah mengaku, sebelum ke Jakarta berkumpul terlebih dahulu di Kawasan Industri MM 2100. "Berangkat ke Jakarta pisah, tapi sama-sama naik mobil," kata Samah.
Terakhir bertemu, kata dia, ketika hendak masuk ke dalam tol Jakarta-Cikampek. Saat itu, ia meminta uang Rp 50 ribu untuk uang saku. Sebastian pun langsung memberikan uang tersebut, kemudian melanjutkan perjalanan. "Di Jakarta juga tidak bareng," kata dia.
Setelah aksi selesai, Samah langsung pulang bersama rombongan, adapun suaminya sudah tak ada kabar, hingga dia sampai pulang ke rumah. Ponsel miliknya mati sejak berada di GBK. Samah mencoba menghubungi suaminya, tapi ponsel sudah tidak aktif.
Jenazah Sebastian sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Pondok Kelapa, Jakarta Timur, seusai disalatkan di masjid tak jauh dari rumahnya di Jalan Pulo Sirih Utara Dalam 3, Perumahan Taman Galaxi Indah, Kelurahan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan.
ADI WARSONO