TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan kepala sekolah dan guru menjadi penentu kelulusan siswa SMP. Para gurulah yang paling dapat menilai siswanya, baik atau buruk. "Guru-guru kan yang sehari-hari bergaul dengan siswa," kata Ahok, sapaan akrabnya, saat ditemui usai meninjau SMAN 80, lokasi UN SMPN 65, di Sunter, Jakarta Utara.
Ahok mengatakan sistem yang diterapkan di Sekolah Menengah Pertama sudah baik. Pengawasan kegiatan belajar hingga persiapan UN sudah dilakukan dengan maksimal. Hal yang harus ditingkatkan adalah kepekaan para guru dalam mengenali karakter siswa.
Pada dasarnya, menurut gubernur, tak sulit mengikuti tumbuh kembang siswa, terutama kepribadian dan kemampuan belajarnya di sekolah. Anak-anak masih mudah untuk dicermati apakah mereka nakal, mudah bergaul, atau kurang dapat mengikuti pelajaran.
Murid Sekolah Menengah Pertama menghadapi Ujian Nasional mulai hari ini hingga Kamis, 4-7 Mei 2015. Mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ada lima paket soal untuk setiap mata pelajaran.
Tahun ini, Ujian Nasional bukan merupakan syarat kelulusan siswa SMP. Karena itu, ada ujian ulang bagi murid yang tak ikut UN pada hari yang ditentukan. Adapun bagi yang tidak lulus, ada kesempatan untuk ikut ujian ulang. Kepala Suku Dinas Pendidikan DKI Arie Budhiman mengatakan UN SMP digunakan sebagai pemetaan kemampuan siswa di setiap sekolah.
Total ada 149.172 siswa di DKI yang ikut Ujian Nasional. Jumlah penyelenggara UN mandiri tingkat SMP di DKI ada 934 sekolah. Di lain pihak, ada 147 sekolah yang bergabung untuk melaksanakan UN. Untuk MTs, ada 210 sekolah mengadakan ujian mandiri dan 32 sekolah yang bergabung.
YOLANDA RYAN ARMINDYA