TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan pedagang dari Asosiasi Pedagang Kali Lima Indonesia menggelar demonstrasi di Balai Kota. Mereka protes lantaran tak memperoleh kios di Lenggang Jakarta, Monumen Nasional, Jakarta Pusat, dan tak bisa lagi berjualan di kawasan itu.
"Kami kecewa atas keputusan Ahok dan Pemerintah Provinsi DKI yang semena-mena," ujar satu orator, Selasa, 26 Mei 2015.
Pantauan Tempo, sekitar seratus pedagang memenuhi halaman depan Balai Kota. Mereka membawa spanduk yang bertuliskan beragam tuntutan. Salah satunya, "Kami hanya cari makan, jangan gusur PKL Monas." Tulisan lain menyatakan, "Ahok bukan pemimpin!"
Lenggang Jakarta merupakan program Pemprov DKI Jakarta untuk menata pedagang di kawasan Monas. Program ini resmi diluncurkan pada Jumat, 22 Mei 2015. Lokasi yang berada di sisi kiri Lapangan Eks IRTI Monas ini kini terdapat barisan kios yang hanya menerima pembayaran melalui uang elektronik.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, peserta demonstrasi merupakan pedagang yang semula memiliki lebih dari satu kios di kawasan itu. Dia menjamin hanya sepertiga peserta demonstrasi yang benar-benar pedagang. Sisanya adalah para pemilik lahan. "Saya mengusik ketenangan mereka," ujar Ahok.
Selain itu, tutur Ahok, keberadaan Lenggang Jakarta bertujuan meningkatkan kualitas barang dagangan dan makanan yang ada di Monas. Pedagang mendapat pelatihan mengolah makanan yang higienis dan pelatihan mengelola keuangan.
Dari sekitar seribu pedagang, hanya 339 pedagang yang lolos seleksi. Dia menuturkan para pedagang kelak akan diawasi secara rutin sebagai pengawasan pada kualitas dan menjamin nama pedagang sesuai dengan data milik Pemprov. "Kami akan kontrol terus," kata Ahok.
LINDA HAIRANI