Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengamat: Anak Buah Ahok Takut, Serapan Anggaran Rendah  

image-gnews
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau biasa disapa Ahok. Memberikan pidato saat pelantikan pejabat PNS di Balai Kota. Jakarta, 18 Mei 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau biasa disapa Ahok. Memberikan pidato saat pelantikan pejabat PNS di Balai Kota. Jakarta, 18 Mei 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta: Budaya ketidakpercayaan yang dibangun Gubernur Jakarta Basuki Purnama berdampak negatif pada penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015.

"Paling banter yang terserap cuma 50 persen karena pengguna anggaran di SKPD DKI takut bakal terjadi kasus hukum yang mendera di kemudian hari," kata Direktur Centre For Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, Selasa, 23 Juni 2015.

Menurut Uchok, mereka juga takut dengan ancaman dicopot atau diberi sanksi oleh Ahok, panggilan akrab Gubernur Basuki.  Aak buah jangan sering dimarahi, ujar Uchok, seharusnya dibarengi dengan pembangunan sistem baru untuk mengawasi.

Dalam hitungan kasar, Ucok memperkirakan seluruh pengerjaan proyek infrastruktur atau program DKI sulit diselesaikan dalam waktu setengah tahun. "Kalau fisik atau infrastruktur, lelangnya saja bisa tiga bulan, apa proyek selesai tiga bulan? Gak mungkin," ujar mantan Direktur Advokasi Fitra.

Dengan kondisi itu, ia memperkirakan serapan anggaran belanja DKI maksimal 50 persen, itu pun dengan catatan seluruh serapan untuk gaji pegawai dan pembayaran sisa termin proyek sebelumnya selesai hingga tahun ini. "Kalau gaji atau tunjangan banyak yang belum terbayar, atau pengerjaan belum terbayarkan sulit," ungkapnya.

Uchok menjelaskan ada beberapa faktor yang bisa membantu pemerintah DKI menaikan serapan anggaran di atas 50 persen. Pertama, Gubernur Ahok harus berani membangun kepercayaan dalam internal DKI, sehingga pejabat berwenang memiliki keberanian merealisasikan anggaran.

"Karena faktor itu, banyak kepala dinas mengeluh, vendor pun gak mau ikut, karena tidak ada kepastian, mereka menang pun takut dipersoalkan digugat dan tidak dibayar," ungkapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, perkuat kerja sama dengan DPRD sehingga wakil rakyat itu mau memberikan motivasi seluruh kepala dinas agar tidak takut membelanjakan anggaran yang ada. "Mereka (DPRD) jangan hanya main pokir tapi pengawasan, bangun sistem dan mekanisme, jangan Ahok ke barat namun pegawainya ke timur," ujarnya.

Ketiga, perkuat sistem yang telah berjalan baik, sehingga mempermudah pelaksanaan proyek di lapangan. "Sekarang banyak pengadaan DKI yang langsung masuk ke produsen atau pabrik, kenapa tidak pakai agen saja," ujarnya.

Keempat, Gubernur Ahok harus meninggalkan tradisi yang otoriter dan mau menerima masukan dari bawahannya yang mengetahui kondisi lapangan, bahkan jika perlu lakukan revisi target serapan agar mempermudah pemerintah merealisasikan anggaran. "Yang saya dengar Ahok itu kalau rapat sangat otoriter, itu tidak baik, serapannya anggaran untuk program menjadi rendah," papar dia.

Seperti diketahui, melalui lobi alot yang ditengahi Kementerian Dalam Negeri, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 akhirnya disepakati sebesar Rp 69,28 triliun melalui Peraturan Gubernur (Pergub), rinciannya nilai total belanja sebesar Rp 63,65 triliun, serta pengeluaran pembiayaan Rp 5,63 triliun.

JAYADI SUPRIADIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

1 hari lalu

Kreator Konten, Galih Loss. Foto: Instagram.
Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.


Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

3 hari lalu

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie memantau TPS terdampak banjir di Kompleks  Maharta, Pondok Aren, Rabu 14 Februari 2024. Tempo/Muhammad Iqbal
Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

Wacana pembangunan MRT kembali mencuat setelah sebelumnya proyek tersebut merupakan usulan dari Pemkot Tangsel pada beberapa tahun lalu.


63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

14 hari lalu

Bank DKI. Instagram/@bank.dki
63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

19 hari lalu

Anggota  DPRD Kabupaten Maluku Tengah  memecahkan kaca karena dana pokok pikiran (pokir) belum cair. Dok. Istimewa
Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

Dua anggota DPRD Maluku Tengah berinisial MDM dan FT mengamuk dengan memecahkan kaca kantor dewan, karena dana pokir belum cair. Apakah itu?


Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

30 hari lalu

Jakarta Banjir, Heru Budi Minta Maaf: Mohon Dimaklumi
Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.


Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

30 hari lalu

Terdakwa kasus tindak pidana penodaan agama Panji Gumilang (tengah kemeja kuning) saat hendak meninggalkan ruang persidangan di Pengadilan Negeri Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 20 Maret 2024. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.


81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

45 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memotong tumpeng bersama istrinya, Wury Estu Handayani saat mengadakan tasyakuran hari ulang tahunnya di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta, 11 Maret 2020. Ma'ruf Amin hari ini berulang tahun yang ke-77. TEMPO/Friski Riana
81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.


Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

48 hari lalu

Ilustrasi KJMU. Istimewa
Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?


Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

49 hari lalu

Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Relawan Ahokers resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. ANTARA/Aprillio Akbar
Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?


69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

49 hari lalu

Wakil Gubernur Deddy Mizwar memeriksa barisan saat upacara Resimen Mahasiswa Mahawarman di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 11 Januari 2017. TEMPO/Prima Mulia
69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.