Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Caranya PKL Monas Kelabui Petugas

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Seorang pedagang, mendorong gerobak dagangannya saat dilakukan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dilakukan oleh Petugas Satpol PP di kawasan Monas, Jakarta, 11 Januari 2015. M IQBAL ICHSAN/ TEMPO
Seorang pedagang, mendorong gerobak dagangannya saat dilakukan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dilakukan oleh Petugas Satpol PP di kawasan Monas, Jakarta, 11 Januari 2015. M IQBAL ICHSAN/ TEMPO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pria berjaket hijau itu tampak tergesa-gesa menarik gerobaknya. Sesekali pria asal Pamekasan, Jawa Timur,  ini menyeka peluh di dahi dengan tangannya. “Mau gimana lagi, kami harus kucing-kucingan dengan petugas untuk cari makan," kata Alwi saat ditemui Ahad 28 Juni 2015.

Alwi tak sendiri. Ada puluhan pedagang kaki lima yang tetap nekat berjualan di bekas lapangan IRTI (Ikatan Restoran dan Taman Indonesia) di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Mereka  pedagang suvenir, seperti kaca mata, pakaian, serta makanan dan minuman. Saat anggota anggota Satuan Polisi Pamong Praja berpatroli, para pedagang itu lari tunggang langgang.

Pengamanan di Monas sudah diperketat sejak terjadi kerusuhan pekan lalu. Namun,  keberadaan pedagang di Monas seperti tak ada habisnya. Para pedagang menyerang dan membakar tenda petugas, termasuk merusak kantor pengelola Lenggang Jakarta pekan lalu. Polisi telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus itu.

Kali ini, para pedagang memilih lari menghindari petugas patroli. Namun, mereka bukannya lari keluar dari kawasan IRTI untuk menyelamatkan dagangannya. Para pedagang  justru lari menuju tempat kuliner Lenggang Jakarta. Mereka menitipkan dagangannya pada rekan-rekannya yang memiliki kios di sana.

Sejak Lenggang Jakarta dibuka 22 Mei lalu, menurut Alwi, pendapatannya merosot. Dia yang biasa berjualan minuman, kini hanya mendapat penghasilan Rp 30-100 ribu. Padahal, sebelumnya bisa dua kali lipat bahkan lebih. “Kini, akhir pekan bisa empat dus minuman, kalau hari biasa hanya satu dus saja.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sesaat setelah menyembunyikan barang dagangnnya, Alwi menerima telepon dari isterinya. Dia menerima kabar bahwa kondisi di kawasan IRTI Monas sudah bisa dipakai jualan kembali. "Kata istri saya sudah aman. Kami sesama pedagang harus terus berkoordinasi," ujarnya, sambil mengemasi barang daganggannya lagi untuk kembali ke IRTI Monas.

Kepala Satpol PP Jakarta Pusat Yadi Rusmayadi mengatakan anggotanya harus kucing-kucingan saat merazia pedagang. Setiap akhir pekan ada 400 personel disiagakan. Saat petugas lengah sedikit saja, kata Yadi, maka banyak pedagang yang kembali masuk dan berjualan. “Semakin sulit jika pedagang menitipkan dagangannya kepada temannya yang berjualan di Lenggang Jakarta,” kata yadi.

Koordinator Keamanan Lenggang Jakarta Nur Miyanti menyesalkan koordinasi dari Satpol PP setiap kali menggelar razia. Padahal, kata Nur, petugasnya bisa berjaga di depan Lenggang Jakarta saat razia dilakukan. Akhirnya, anggotanya harus merazia satu per satu kios yang menerima titipan barang dagangan dari pedagang liar itu.  "Kami kewalahan karena jumlah kami tak sebanding dengan jumlah pedagang," kata Nur, yang mempunyai 26 petugas dengan kerja terbagi siang dan malam.

GANGSAR PARIKESIT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

14 hari lalu

Bank DKI. Instagram/@bank.dki
63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

23 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

Satpol PP Kota Yogyakarta mendirikan Posko Jogoboro untuk pengawasan aktivitas libur Lebaran khusus di kawasan Malioboro mulai 8 hingga 15 April 2024


Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

50 hari lalu

Ilustrasi kereta MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta, Indonesia.
Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?


Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Petugas mengamati mesin pengolah sampah di TPS3R Ciracas setelah diresmikan Pj Gubernur Heru Budi Hartono di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat, 26 Januari 2024. Pada 2023, Pemprov DKI Jakarta telah membangun tujuh titik TPS3R dengan fasilitas mesin pengolah sampah yang diharapkan dapat menurunkan jumlah volume sampah di TPA Bantar Gebang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.


Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

20 Januari 2024

Ketua paguyuban pedagang atau pemilik usaha kuliner olahan daging anjing Agus Triyono memberikan pernyataan kepada wartawan di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 20 Januari 2024. Para pedagang berharap ada solusi bagi mereka terkait rencana pengaturan atau pelarangan peredaran daging anjing di Kota Solo. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

Mereka berharap bisa beraudiensi dengan jajaran Pemkot Solo dan komunitas pecinta anjing untuk mendapatkan solusi tersebut.


Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

30 November 2023

Beberapa pedagang kaki lima atau PKL di Pintu Barat JIS berusaha meraup rezeki dari para penonton pertandingan Piala Dunia U-17 pada Sabtu malam, 18 November 2023. TEMPO/NOVALI PANJI.
Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

Semarak dan keseruan Piala Dunia U-17 2023 telah berlalu di Jakarta International Stadium (JIS).


Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

16 November 2023

Ilustrasi Warung Pecel Lele. Tempo/Fardi Bestari
Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

Saat diperhatikan, warung-warung yang menjual pecel lele biasanya menggunakan spanduk dengan motif yang seragam. Bagaimana asal-usulnya?


Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

7 November 2023

Seorang siswa berkebutuhan khusus di Kota Tangerang Selatan akhirnya bisa mendapat tempat PKL, Senin 6 November 2023. Foto: Istimewa
Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

Sebuah hotel di BSD akhirnya mau menerima Irvine, siswa SMK berkebutuhan khusus untuk magang praktek kerja lapangan.


Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

2 Oktober 2023

Pedagang kuliner di Jalan Skanda depan kampus ITB, Sabtu 30 September 2023. (TEMPO/Anwar Siswadi)
Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

Pada 7 Agustus, pedagang kuliner di sekitar ITB digusur pemerintah Kota Bandung karena lokasi berdagangnya termasuk jalur terlarang.


Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

23 Agustus 2023

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya
Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

Para PKL meminta polisi menindak ormas yang meminta sumbangan untuk HUT organisasi. Setiap hari sudah menarik iuran ke pedagang.