TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu warga Cipulir Permai bernama FB menceritakan bagaimana ia menemukan GT, bocah 12 tahun yang diduga dianiaya orang tuanya. FB menemukan GT berada di rumahnya pada siang hari. Saat diajak berbicara, GT mengaku diusir ibunya, tapi kemudian mengaku kabur dari rumah.
"Aku sudah janji, sekali lagi mama pukul aku, aku mau kabur," ujar FB menirukan omongan GT, Sabtu, 4 Juli 2015. Ia mengaku putranya berteman dekat dengan GT.
FB menemukan pipi kanan GT dalam kondisi memar. Saat ditanya, GT mengaku ibunya yang menampar. "Saya memang tahu ada luka di tubuh GT, cuma dulu saya tidak mau ikut campur urusan rumah tangga orang," katanya. FB mencoba membujuk agar GT mau pulang, tapi bocah itu tetap menolak. "Anak ini minta ditolongin."
Kemudian FB memutuskan melapor kepada ketua rukun tetangga setempat. Lalu keduanya melapor ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia. "Saya tidak peduli dibilang nyulik. Toh, anak itu ngadu, lapor. Saya fasilitasi ke KPAI, lalu ke polres. Di Rumah Aman (Rumah Perlindungan Sosial Anak Cipayung), dia jauh lebih bahagia, senang, banyak teman," kata FB.
Sekretaris KPAI Erlinda mengatakan belum mau banyak berkomentar tentang dugaan kasus penganiayaan terhadap GT. Erlinda berujar, pihaknya menyerahkan proses hukum kasus ini kepada Kepolisian Resor Jakarta Selatan dan Kepolisian Sektor Kebayoran Lama. Namun Erlinda mengatakan, saat datang ke KPAI, GT dalam kondisi tidak sehat. Adapun saat ini GT telah diamankan di Rumah Perlindungan Sosial Anak Cipayung.
MAYA NAWANGWULAN