TEMPO.CO, Jakarta - Banyak warga pendatang yang membawa saudara dan teman dari desa untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Fenomena inilah yang selalu dihadapi Ibu Kota seusai masa libur Lebaran atau pada masa arus balik.
Happy Farida, istri Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, memberi wejangan kepada calon pendatang yang hendak mengadu peruntungan di Jakarta. Dia menyebutkan beberapa syarat yang harus diperhatikan pendatang baru.
"Kalau ada pemudik yang bawa saudara ke sini, lebih baik pastikan mereka mempunyai kemampuan khusus agar mudah mencari pekerjaan," katanya ketika mewakili Djarot melepas peserta program Mudik Asyik 2015 yang digelar Alfamart dan Unilever di Taman Mini Indonesia Indah, Selasa, 14 Juli 2015.
Happy berujar, para pendatang setidaknya harus memiliki saudara di Jakarta. Lebih baik lagi jika tersedia tempat tinggal yang layak. "Tempat tinggal itu harus punya. Setidaknya bisa ditampung dulu di rumah saudara, setelah itu cari rusunawa untuk ditinggali. Jangan sampai malah merepotkan pemerintah," tuturnya.
Adapun Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan tidak melarang pendatang baru. Namun dia memberikan syarat bagi mereka. "Tidak boleh tinggal di kos pinggir sungai atau ngemper di toko," ujar Ahok, sapaan akrabnya, di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Rabu, 8 Juli 2015.
Ahok menyebutkan Dinas Sosial DKI akan mengarahkan para pendatang yang berkeliaran di kolong jembatan, pinggir jalan, atau pinggiran toko. Dinas Sosial akan membawa orang-orang tersebut ke panti sosial untuk dibina. Lalu mereka akan diminta menandatangani perjanjian.
Selain itu, Ahok membolehkan pendatang tinggal di rumah susun. Asalkan, kata Ahok, mereka memiliki kartu tanda penduduk DKI, sehingga alamat tempat tinggalnya sama dengan yang tertera pada KTP. Ahok menegaskan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan terhadap pendatang yang menghuni rumah susun.
Ahok pun mengizinkan warga daerah yang ingin bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta. Sebab kebutuhan akan pembantu rumah tangga di Jakarta masih tinggi. "Asalkan ada yang bertanggung jawab terhadap mereka (majikan), pembantu baru tak jadi masalah. Jika tinggal di kos liar pinggir sungai, mereka kena gusur," ucapnya.
Meski demikian, Ahok mengimbau warga DKI untuk menciptakan Jakarta yang aman, nyaman, dan tertib. Dia juga menyarankan warga DKI yang ingin membawa orang dari kampung membawa identitas diri. "Ini semua demi Jakarta Baru, kota modern yang tertata, rapi, dan berbudaya," kata Ahok.
BISNIS.COM | YOLANDA RYAN ARMIDYA