TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan atas kinerja keuangan pemerintah DKI 2014 sangat tendensius. Bahkan, ia menilai hasil audit itu cenderung untuk memojokkan dirinya.
"BPK auditnya tendensius, mau nyerang saya," kata Ahok, sapaan Basuki di Balai Kota, Kamis, 23 Juli 2015. Audit yang seperti ini yang membuat Ahok gerah dan tidak senang terhadap BPK.
Ketidaksukaan Ahok kepada BPK karena lembaga audit itu tak adil dalam menyerahkan laporan hasil auditnya. Seharusnya, kata dia, buku hasil audit diserahkan ke dia dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Namun, Ahok melanjutkan, yang terjadi hanya diserahkan ke Dewan saja. "Pemerintahan itu adalah eksekutif legislatif loh. Makanya ada dua buku diserahkan kepada saya dan DPRD. Kenapa tahun ini enggak ada?" tanya dia.
Toh, meski tak diperlakukan adil, Ahok tetap akan mengikuti semua rekomendasi dari BPK. BPK memberi tenggat 60 hari kerja untuk pemerintah DKI menyelesaikan semua rekomendasi. "Kami akan jawab mereka," ucap Ahok.
Seperti diketahu Ahok kembali mendapat rapor merah dari BPK. Selama dua tahun berturut-turut BPK memberi opini wajar dengan pengecualian kepada Ahok. Bahkan, dalam hasil auditnya, BPK mencatat 70 temuan senilai Rp 2,16 triliun yang terindikasi dan berpotensi merugikan keuangan daerah.
ERWAN HERMAWAN