TEMPO.CO, Bekasi - Korban minuman keras oplosan di Kota Bekasi bertambah. Heru, 35 tahun, akhirnya meninggal setelah dirawat selama 13 jam di Rumah Sakit Rawalumbu. "Korban sempat mengalami kritis," kata Kepala Kepolisian Sektor Bekasi Selatan Komisaris Agung Budi Leksono, Senin, 27 Juli 2015.
Heru, warga Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, dilarikan ke rumah sakit sekitar pukul 00.30. Sebabnya, dia mengalami muntah-muntah, pandangan matanya gelap, lalu kritis di ruang ICU diduga akibat dampak minuman keras jenis ginseng oplosan yang dikonsumsinya. "Korban meninggal sekitar pukul 13.00," kata Agung.
Sebelumnya, Firmansyah, 37 tahun, tewas pada Minggu malam, 26 Juli 2015 sekitar pukul 20.00 di Rumah Sakit ANNA, Pekayon, Bekasi Selatan. Warga Kelurahan Jakasetia itu tewas setelah dirawat selama empat jam di rumah sakit tersebut. "Korban muntah-muntah dan pandangannya gelap," ujar Agung.
Agung mengatakan hingga saat ini Kepolisian belum mengetahui jenis bahan yang dipakai mengoplos minuman ginseng tersebut. Para pelaku, kata dia, membeli minuman kepada Ali sudah dalam bentuk oplosan. "Para korban tinggal mengkonsumsi," kata dia. "Penjualnya ini masih dalam pencarian petugas."
Seperti diketahui, dua korban tewas setelah menenggak minuman keras di Perumahan Pondok Mitra Lestari, Kelurahan Jakasetia, Kecamatan Bekasi Selatan, pada Sabtu, 25 Juli 2015 bersama tiga rekannya: Yugo Asvento, M. Gozhali, dan Ompong. Korban mengkonsumsi cukup banyak mulai pukul 17.00 hingga 23.00.
ADI WARSONO