TEMPO.CO , Jakarta: Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Krisnha Murti menangkap tiga orang pelaku pencurian dan perampasan dengan kekerasan yang menggunakan modus mobil taksi gelap atau mobil omprengan.
Seorang pelaku bernama Ari Nahfudin, 30 tahun, bertindak sebagai sopir taksi gelap atau omprengan. Tiga pelaku lain, Badri 39, Wahyu dan Israil, 47, berpura-pura menjadi penumpang. Perampokan ini diotaki oleh Ari, yang bertugas menyetir kendaraan Avanza sewaan. Ari mengajak tiga rekannya yang sehari-hari memang berprofesi sebagai sopir mobil omprengan. Pelaku bernama Wahyu masih buronan.
Krisnha mengimbau masyarakat berhati-hati dalam menggunakan kendaraan umum. Ia meminta masyarakat menggunakan kendaraan umum resmi yang bisa dipercaya. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari pulang sendirian pada malam hari. "Jangan lupa catat dan kabarkan ke orang terdekat nomor taksi, nomor pintu dan nomor plat kendaraan saat pulang malam," kata Krisnha, Rabu 12 Agustus 2015.
Ia juga menghimbau korban-korban lain yang mengalami kejahatan serupa melakukan laporan kepolisian. Karena hingga hari ini Polda telah menerima empat laporan kejahatan perampasan serupa. "Di Bekasi juga ada satu laporan. Kemungkinan ini ada banyak kejadian tapi tidak dilaporkan," kata dia.
Dia menambahkan, polisi akan menginventarisasi laporan-laporan serupa untuk membuka kemungkinan adanya tersangka atau komplotan lainnya. "Kalau ada yang lapor, akan kami tunjukkan wajah pelaku untuk ketahui apakah wajah pelaku ini sama dengan pelaku kejahatan pada mereka," tuturnya.
Adapun komplotan yang telah tertangkap ini diancam dengan Pasal 365 ayat 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidang tentang pencurian dengan kekerasan dengan ancaman kurungan 12 tahun.
MAYA NAWANGWULAN