TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Tangerang Selatan M. Taher Rochmadi mengatakan sampai saat ini area pelayanan sampah di wilayah itu baru mencapai 41 persen dari wilayah yang semestinya dilayani. ”Area layanan sampah mencakup tujuh kecamatan dan 54 kelurahan di Tangerang Selatan,” katanya kepada Tempo, Jumat, 21 Agustus 2015.
Meski persentase layanan sampah belum mencapai separuhnya, Taher mengklaim area pelayanan sampah meningkat seratus persen jika dibandingkan lima tahun lalu yang mencapai 21 persen. ”Dan ini sesuai dengan RPJM (rencana pembangunan jangka menengah),” kata Taher.
Taher mengatakan banyak kendala yang dialami pemerintah dalam melayani sampah di Tangerang Selatan selama ini. Dari tingginya volume sampah yang mencapai 800 ton per hari, terbatasnya armada pengangkut sampah hingga terbatasnya lahan pengolah sampah yang ada. ”Jadi hanya 30 persen sampah yang terbuang ke TPA,” kata Taher.
Menurut Taher, titik terbanyak volume sampah di Tangerang Selatan selama ini berada di pasar Ciputat, Cimanggis, Jombang, dan Serpong. Sampah di pasar-pasar itu selalu diangkut puluhan armada setiap harinya, tapi sampah selalu terlihat menumpuk seperti tak ada habisnya.
Guna mengatasi masalah sampah, kata Taher, Dinas Kebersihan meningkatkan jumlah armada pengangkut sampah hingga melakukan pengolahan sampah di tingkat RT/RW, perumahan, hingga kelurahan. Untuk armada pengangkut sampah setiap harinya dikerahkan 28 unit mobil pikap, 35 unit truk armroll, 5 unit dump truck, 1 unit mini armroll, 2 ekskavator, 1 unit skid loader, 1 unit mini ekskavator, 2 loeder, dan 85 unit bak sampah.
Dari sisi pengolahan sampah berbasis masyarakat, Dinas Kebersihan selama ini terbantu oleh 103 bank sampah yang tersebar di RT/RW dan kelurahan. ”Bank sampah akan kami tingkatkan menjadi 300 titik,”katanya.
Kata Taher, TPS reduce, reuse, recycle (3-R) yang baru beroperasi 41 unit. Idealnya ada 75 unit.
JONIANSYAH