TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Program Pelajar Jakarta Berkarakter Yayasan Al-Kahfi Dody Wijaya mengatakan pihaknya akan melapor ke polisi ihwal tuduhan menyebarkan isu pelecehan agama dan ajaran ateisme dalam buku Pelajar Jakarta Berkarakter. "Untuk mencari otak provokasi yang merusak nama baik yayasan," kata Dody dalam keterangannya, Kamis, 3 September 2015.
Isu pelecehan agama dan ateisme ini membuat heboh pengguna media sosial. Sebab, modul yang dibuat Yayasan Al-Kahfi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta itu digunakan dalam kegiatan pelatihan di SMA Negeri 28 Jakarta. Modul itu dipakai sebagai panduan untuk mengatasi tawuran pelajar, kenakalan remaja, dan radikalisme di kalangan pelajar.
Dalam modul itu disebutkan bahwa agama bisa jadi ekspresi keputusasaan jika manusia tidak bisa menghadapi kerasnya kehidupan. Modul juga menjelaskan, bagi jiwa manusia yang sedang tertekan, maka Tuhan semata menjadi hasil ilusi. Sambil mengutip pakar psikoanalisis Sigmund Freud, materi itu dijabarkan dengan penjelasan bahwa agama terkait dengan proses berpikir di alam bawah sadar manusia.
Menurut Dody, tuduhan di media sosial itu dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Caranya, kata dia, kutipan isi buku Pelajar Jakarta Berkarakter pada halaman 10 dipotong untuk menciptakan kesan negatif dan provokatif.
Selain itu, ucap Dody, permasalahan ini bukan yang pertama dialami oleh yayasan. Pada 2012-2013, pencemaran nama baik pernah dilakukan oleh kompetitor Al-Kahfi. "Kami gugat dan kompetitor itu kalah," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menampik kabar bahwa modul pengajaran berjudul Pelajar Jakarta Berkarakter berisikan ajaran ateisme. Menurut Ahok, sapaan Basuki, pihak yang meributkan isi buku tersebut belum membacanya secara komprehensif.
"Kalau bacanya sepotong-sepotong, kesimpulan bisa salah," tutur Ahok di Balai Kota, Rabu, 2 September 2015.
HUSSEIN ABRI YUSUF | RAYMUNDUS RIKANG