TEMPO.CO, Jakarta - Ratna Sarumpaet menyesal telah mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama pada pemilihan gubernur Jakarta 2012. Dia menjelaskan, saat itu, ia berharap Jakarta dipimpin oleh pemimpin yang mencerminkan Bhineka Tunggal Ika.
"Tapi sekarang orang ini, Gubernur Basuki alias Ahok, sombong. Dia tak mau belajar budaya dari masyarakat yang dipimpinnya," keluhnya dalam diskusi dengan tema Menata Pembangunan Jakarta yang Berkeadilan dan Berkemanusiaan di Tebet, Jakarta, Sabtu, 5 September 2015.
Ratna menuturkan, gaya bicara Ahok yang ceplas-ceplos dan kasar menunjukkan jika Ahok tak pantas menjadi Gubernur DKI. Oleh sebab itu, kata dia, dalam pemilihan gubernur 2017 mendatang, warga Ibu Kota sebaiknya memilih pemimpin yang memiliki gaya bicara santun.
Hari ini, gerakan #LawanAhok menggelar diskusi dengan tema Menata Pembangunan Jakarta yang Berkeadilan dan Berkemanusiaan. Dalam diskusi tersebut dihadiri juga oleh mantan Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Saleh Khalid.
Bahkan saking kecewanya, Ratna yang tergabung dalam gerakan #LawanAhok akan membuat tim kerja untuk agar Ahok tak memimpin Jakarta untuk kedua kalinya. "Target tim kerja ini ialah agar Ahok tak lagi memimpin Jakarta," ujarnya.
Ratna juga menuding Ahok bersekongkol dengan perusahaan properti Agung Podomoro untuk menggusur warga Kampung Pulo, Jatinegara. "Masyarakat juga tahu, Ahok dekat dengan Agung Podomoro dan dia memiliki kepentingan khusus," tuturnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh anggota #LawanAhok Lieus Sungkharisma. Dia pun akan berupaya untuk mencegah Ahok memimpin Jakarta untuk kedua kalinya. "Saya akan berusaha untuk mengkampanyekan #LawanAhok ke seluruh pelosok. Bahkan kalau perlu di seluruh kelurahan kami bangun posko #LawanAhok," tuturnya.
Pada Kamis lalu, 20 Agustus 2015, pemerintah DKI memindahkan warga Kampung Pulo ke rumah susun sewa Jatinegara Barat. Relokasi itu mendapat perlawanan dari penduduk. Walhasil, bentrokan warga dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja dan anggota kepolisian tak bisa dihindari.
Akibat relokasi tersebut Ahok mendapatkan kritikan dari #LawanAhok. Pada 28 Agustus lalu #LawanAhok berdemonstrasi di depan rumah dinas Ahok. Bahkan pada 1 September lalu gerakan ini pun melaporkan Ahok ke Badan Reserse Kriminal Polri lantaran Ahok dianggap mengeluarkan kata-kata yang menghina warga Kampung Pulo dalam diskusi di salah satu televisi swasta.
GANGSAR PARIKESIT
Baca juga:
Drama Budi Waseso: Jokowi-JK Menguat, Kubu Mega Menyerah?
Lebih Nyaman Berbahasa Inggris, Susi: Jangan Ragukan…Saya