TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meresmikan layanan kemoterapi unit Hermatologi Onkoligi Paliatif di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Jakarta Pusat, Kamis, 10 September 2015.
Ahok—sapaan akrab Basuki—mengapresiasi kinerja RSUD Tarakan yang siap membuka layanan ini. Ia mengatakan langkah ini merupakan bukti pelayanan rumah sakit milik pemerintah tidak selalu payah. "Enggak kalah dari rumah sakit swasta," katanya.
Ahok mengatakan dibukanya layanan ini bertujuan mempersingkat waktu antre pasien yang ingin kemoterapi. Waktu tunggu pasien untuk bisa kemoterapi saat ini adalah enam bulan. Lamanya waktu tunggu tersebut dapat membahayakan kondisi pasien. Selain itu, jumlah pasien kanker di Indonesia semakin meningkat.
RSUD Tarakan dipilih untuk membuka unit layanan ini karena dinilai paling siap, sementara menunggu urusan Rumah Sakit Sumber Waras selesai. Rumah Sakit Sumber Waras akan dibangun sebagai rumah sakit kanker. Saat ini RSUD Tarakan memiliki enam pasien penderita kanker. Layanan kemoterapi sudah mulai dibuka sejak Juli 2015.
Rencananya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membantu agar semua rumah sakit memiliki fasilitas kemoterapi. Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu dan Koja sedang dalam tahap persiapan. Ahok menjamin DKI Jakarta tidak kekurangan dokter spesialis dan peralatan pendukung kemoterapi. "Kalian enggak pernah sangka, kan, di RSUD Tarakan dokter spesialis ada 76 orang," ujar Ahok.
VINDRY FLORENTIN