TEMPO.CO, Jakarta - Pengungsi kebakaran Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, kesulitan mengakses air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Empat hari pasca-kebakaran, warga mengaku kekurangan air bersih dan persediaan fasilitas MCK darurat.
Hidayat, 61 tahun, pengungsi kebakaran dari RW 03, Kelurahan Kapuk Muara, mengaku kesulitan mendapatkan air selama ditinggal kamp pengungsian. "Kami beli dari warga yang jual, Rp 2.000 sekali mandi," ucapnya saat ditemui, Sabtu, 12 September 2015.
Warga lain, Marni, 39 tahun, mengatakan hal serupa. Padahal, menurut dia, saat ini yang terpenting bagi warga adalah makanan dan air bersih.
Petugas siaga penanggulangan bencana di RT 01 RW 03, Ninuk Umi Kalsum, membenarkan bahwa akses kebutuhan air bersih hanya ada di tiga titik saja. Padahal jumlah pengungsi mencapai 1.400 jiwa. "Setiap hari ada dua truk tangki," ujarnya.
Menurut Ninuk, masalah yang dihadapi warga saat ini hanya kebutuhan air bersih. Sedangkan kebutuhan makan dua kali sehari, pakaian, pakaian dalam, selimut, susu, beras, dan mi instan sudah tersedia.
Ninuk menjelaskan, total warga di sini sekitar 400 kepala keluarga, terdiri atas 1.400 jiwa. Di antaranya 115 balita, 42 siswa taman kanak-kanak, 117 siswa sekolah dasar, dan 53 siswa sekolah menengah pertama. "Beberapa anak-anak saat ini menderita radang tenggorokan karena menghirup debu."
Sejauh ini, warga kebanyakan mandi dan buang air di rumah warga lain atau di toilet darurat yang dibuka warga. Dari pantauan Tempo, sejumlah warga juga ada yang membuat kamar mandi dadakan.
Warga bahu-membahu mencari barang-barang bekas yang masih bisa difungsikan. Mereka kemudian membuat tempat tinggal semipermanen di pinggir jalan dan trotoar. Besi-besi bekas juga dikumpulkan untuk dijual kembali.
Sebelumnya, pada Rabu, 9 September 2015, sedikitnya 400 rumah warga terbakar di Jalan Kapuk Utara, RT 03 dan 04, Kelurahan Kapuk Muara. Kebakaran melahap ratusan rumah hanya dalam hitungan jam. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Namun jumlah kerugian materiil diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
AVIT HIDAYAT