TEMPO.CO, Jakarta - Para pedagang di Pasar Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, mulai membongkar lapak dagangannya sendiri, Rabu, 16 September 2015. Pedagang membongkar sendiri saat Pemerintah Provinsi DKI dan Satuan Polisi Pamong Praja menjadwalkan untuk menggusur mereka hari ini.
Mulai pukul 09.45, backhoe meratakan lapak pedagang yang tersisa. Mereka ada yang bertepuk tangan, bersalawat nabi, dan menangis. Bahkan perempuan setengah baya histeris melihat rumah dan tempat berdagangnya diruntuhkan. Ia terus berteriak menunjuk-nunjuk bangunan yang menjadi tempat tinggalnya. Sanak keluarga mengajaknya menjauh dari backhoe.
Jumlah pedagang di pasar ini sebanyak 236 orang. Mereka membongkar lapaknya sendiri dengan peralatan seadanya. Rahmat, 45 tahun, pembina Paguyuban Pedagang Pasar Karang Anyar, mengatakan sosialisasi penggusuran sudah 3-4 kali sejak sebelum Lebaran. Namun belum ada titik temu antara pedagang dan pemerintah. "Program pemerintah dipaksakan, pemerintah tidak mau memikirkan masyarakat," ujarnya.
Pedagang mengakui pemerintah memang mengusulkan relokasi di tiga tempat, yaitu Pasar Rajawali, Pasar Kartini, dan Pasar Palapa. Namun pedagang menolak karena lokasi baru itu jauh dari pelanggannya. "Rajawali tujuh tahun enggak dipakai," kata Rahmat.
Surat pemberitahuan pembongkaran baru diberikan pada Selasa, 15 September, pukul 00.00. Pedagang ingin memiliki tempat layak untuk mencari nafkah. "Kami enggak menghambat program pemerintah, tapi ini enggak ada relokasi," tutur Adi, 36 tahun, pedagang ikan.
DIKO OKTARA