TEMPO.CO, Bekasi - Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Kota Bekasi, Jawa Barat, membantah tudingan angkutan umum sebagai biang kemacetan di Bekasi. "Angkutan kami hanya 3.200 unit," kata Ketua Organda Bekasi Hotman Pane, Senin, 21 September 2015.
Hotman mengatakan, jika dibandingkan dengan kendaraan pribadi, kata dia, jumlah angkutan umum jauh lebih sedikit. Berdasarkan data dari Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap pada 2014, jumlah kendaraan pribadi—baik roda dua maupun roda empat—mencapai 1,2 juta. "Angkutan umum tak mencapai 1 persen dari kendaraan pribadi," ujarnya.
Menurut Hotman, kepadatan arus lalu lintas di Kota Bekasi cenderung didominasi kendaraan pribadi. Namun, ia mengakui, di titik-titik tertentu, angkutan umum turut menyumbang kemacetan karena sopir yang mengetem mencari penumpang. "Misalnya di depan Stasiun Bekasi," tuturnya.
Namun, Hotman berargumen, di titik-titik tersebut pun kendaraan pribadi yang melintas juga cukup banyak. Akibatnya, ekor kemacetan menjadi panjang. Namun, ia berandai-andai, jika tak banyak kendaraan pribadi melintas, tak akan terjadi kemacetan. "Jangan kami terus yang disalahkan masyarakat," ucapnya.
Terkait dengan kondisi angkutan umum, Hotman mengaku, dari 3.200 angkot yang beroperasi, sekitar 10 persen di antaranya terbilang uzur. Organda, kata dia, siap melakukan peremajaan. "Kami masih koordinasi dengan pemerintah, trayek mana saja yang diremajakan," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana mengatakan pemerintah membutuhkan transportasi massal yang nyaman, yang diyakini bisa mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum. "Perjalanan masyarakat Bekasi ke Jakarta mencapai 420 ribu kendaraan," ujarnya. "Belum lagi yang beraktivitas di dalam kota."
Yayan mengatakan sejauh ini baru kereta Commuter Line yang paling diminati masyarakat. Pengguna dari Bekasi setiap hari mencapai 30 ribu orang. Adapun angkutan umum lain tak banyak diminati karena kondisinya tak layak serta waktu tempuhnya lama. "Baru ada rencana kereta ringan dari Bekasi ke Jakarta," tuturnya.
ADI WARSONO